Search
Close this search box.

Kuliah Umum Prodi Peternakan: Potensi Ayam Lokal Perlu Diperhatikan

Kekayaan varietas ayam yang ada di dunia, seperti ayam ras/broiler, awalnya berasal dari Indonesia, tetapi jenis ayam asli Indonesia (lokal) hampir punah. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Pusat, Ade M. Zulkarnaen, salah satu pembicara kuliah umum bertajuk “Arah Kebijakan Pengembangan Peternakan Menghadapi MEA” di Aula Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP UNS) Surakarta, Rabu (12/10/2016). Kuliah umum tersebut terselenggara atas inisiatif Program Studi (Prodi) Peternakan FP UNS.

img_4463
Kuliah umum Peternakan FP UNS mengangkat tema “Arah Kebijakan Pengembangan Peternakan Menghadapi MEA”

“Ayam asli Indonesia hampir punah, 80 persen. Kita harus mengembalikan kekayaan sumber genetik supaya kita bisa bersaing (di era MEA—red.),” terang Ade. Menurutnya, dahulu negara besar seperti Amerika membuat rekayasa genetika dari ayam lokal menjadi ayam ras karena adanya ayam asli Indonesia. Ayam ras tersebut selanjutnya mereka ekspor ke banyak negara, tidak terkecuali Indonesia. Potensi ayam lokal, lanjutnya, sudah sejak 45 tahun lalu dimarjinalkan oleh pemerintah.

Pihaknya mengaku bahwa ayam lokal sudah mulai diarahkah ke industrialisasi, salah satunya bagaimana bisa meningkatkan produksi jenis ayam tersebut dalam jumlah besar. “Kenapa kita mengarahkan ke arah industrialisasi? Karena mau nggak mau kita harus bisa bersaing, nanti kalau nggak siap ayam lokal dari Thailand yang masuk,” ungkapnya. Lebih lanjut, pola usaha ternak ayam lokal sedang dilakukan restrukturisasi dari cara tradisional menuju cara intensif.

Berbicara mengenai prospek penjualan antara ayam lokal dan ayam ras, Ade mengatakan bahwa pangsa pasar kedua jenis ayam tersebut berbeda. “Ayam lokal, pelakunya peternak rakyat, jadi yang menikmati keuntungan besar peternak rakyat. Kalau ayam ras, pelakunya perusahaan besar, jadi yang untung ya perusahaan besar,” jelasnya. Himpuli menargetkan pada 2017, ayam lokal bisa berkontribusi 25 persen dari produksi ayam nasional. Perlu diingat, bahwa target 25 persen tersebut tidak mengganggu pangsa pasar ayam ras karena kedua jenis ayam tersebut memiliki pangsa pasar berbeda.

img_4472
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Slamet Kasiran menyampaikan materi mengenai potensi ternak di masing-masing daerah di Jawa Tengah.

Ia mendorong pemerintah untuk memberikan ruang yang lebih luas untuk usaha peternakan ayam lokal. Selain itu, pemerintah juga diharapkan untuk melakukan promosi yang berkelanjutan untuk mengonsumsi produk ternak lokal. Rekomendasi lainnya adalah memasukkan materi dalam silabus perkuliahan yang lebih focus pada unggas lokal.

Kepala Prodi Peternakan FP UNS, Eka Handayanta mengungkapkan pihaknya sangat senang dengan materi-materi yang diberikan oleh 3 pembicara yang hadir dalam kuliah umum tersebut. Selain Ade, 2 pembicara lainnya adalah Kepala Bidang Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Slamet Kasiran dan Direktur Utama PT PAN Jakarta, Paulus Setiabudi. Ia mengungkapkan tujuan kuliah umum yang dihadiri civitas akademika dan mahasiswa prodi terkait tersebut adalah untuk memberikan wawasan kepada para peserta dalam pengembangan diri di dalam proses belajar mengenai peternakan yang nanti bisa diaplikasikan untuk menghadapi MEA.[](dodo.red.uns.ac.id)

 

 

 

Scroll to Top
Skip to content