LPPM UNS Dorong Riset Berorientasi Hilirisasi Menjadi Produk Komersial

UNS – Dalam rangka mendorong peneliti mengembangkan hasil riset untuk siap dihilirisasi menjadi produk komersial, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Lokakarya Spin Off Pemasaran Produk Hasil Penelitian Pada Dunia Industri melalui Pameran Internasional di Hotel Best Western, Kamis (14/9/2017).

Eddy Trihartyanto selaku Kepala Badan Pengelola Usaha (BPU) UNS menuturkan bahwa saat ini salah satu riset UNS yang siap diluncurkan adalah industri pewarna alam yang meliputi pewarna batik, pelitur, dan pewarna tekstil.

Selain pewarna alami, peneliti LPPM UNS juga tengah mengembangkan cat menggunakan bahan dari tanaman. Hilirisasi hasil riset di Perguruan Tinggi (PT) pun harus melibatkan masyarakat.

Sementara itu, terkait hilirisasi, Sekretaris LPPM Ari Setyawan mengakui bahwa riset yang berorientasi pada  hilirisasi jauh lebih sulit dibandingkan riset untuk menembus publikasi jurnal terindeks Scopus. Hal tersebut dikarenakan untuk memasuki hilirisasi dibutuhkan link and match antara riset yang dilakukan dengan apa yang dibutuhkan di kalangan industri dan masyarakat.

Selain riset dirancang dari awal sesuai kebutuhan industri, perguruan tinggi juga harus memiliki hubungan yang baik dengan pengusaha maupun Bappeda, sehingga setiap riset yang dihasilkan bisa segera ditindaklanjuti untuk dikembangkan di masyarakat.

Ary mengatakan LPPM terakhir ini telah berhasil mendongkrak hasil riset dosen menembus jurnal terindeks Scopus dalam jumlah yang sangat menggembirakan. Sebelumnya hanya ada 147, tapi terakhir ini sudah sampai di atas 1400. Ini menunjukkan perubahan mindset yang luar biasa. Berikutnya hasil riset tersebut diupayakan bisa diterima kalangan industri dan masyarakat.

Dalam upaya hilirisasi, LPPM bekerja sama dengan Badan Pengembangan Usaha (BPU) karena dari hilirisasi diharapkan bisa meningkatkan income generating UNS yang tahun ini ditarget bisa meraih Rp 101 milyar.

“Target kami Rp 101 milyar dan sampai Juli sudah mendapat Rp 55 milyar,” papar Eddy.

Adapun, Donny Purnomo Januardhi Eddyandono selaku Kepala Bidang Akreditasi Produk, Pelatihan, dan Personal BSN pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa keterlibatan Perguruan Tinggi dalam standardisasi produk termasuk produk UMKM cukup penting. humas-red.uns.ac.id/Isn/Eln

Skip to content