Magister Manajemen UNS Jadi Tuan Rumah Kegiatan The 10th NCAB 2022

Magister Manajemen UNS Jadi Tuan Rumah Kegiatan The 10th NCAB 2022

UNS — Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan The 10th National Conference on Applied Business (NCAB), Sabtu (14/5/2022). Ini merupakan kesempatan kedua bagi Prodi Magister Manajemen UNS dimana sebelumnya menjadi tuan rumah pada 2019. Terselenggara secara daring, acara bertaraf nasional ini diikuti lebih dari 100 partisipan.

Kepala Prodi Magister Manajemen UNS, Retno Tanding Suryandari, S.E., M.E., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa NCAB merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan prodi-prodi magister manajemen universitas di lingkungan Jawa Tengah dan DIY. Retno mengharapkan adanya kegiatan ilmiah bertaraf internasional yang juga dapat terselenggara setelah pelaksanaan The 10th NCAB ini.

“NCAB ini ditujukan sebagai satu platform bagi para mahasiswa dan akademisi untuk melakukan diskusi ilmiah untuk sharing kajian sekaligus ide-ide penelitian maupun ide-ide praktis di bidang bisnis,” tutur Retno.

Sambutan berikutnya oleh Prof. Izza Mafruhah, S.E., M.Si., Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS. Ia menilai tema kegiatan yakni “Ekonomi Kreatif: Tantangan dan Peluang dalam Melewati Pandemi” sesuai dengan kondisi terkini, khususnya di Indonesia. Menurutnya, pemulihan dan pengembalian potensi ekonomi pascapandemi dapat dimulai dari sektor ekonomi kreatif. Ucapan terima kasih turut disampaikan Prof. Izza atas kolaborasi yang terjalin tidak hanya antar akademisi tetapi juga unsur pemerintah untuk ikut berdiskusi dalam The 10th NCAB.

“Kolaborasi-kolaborasi ini memang akan menjadi satu hal yang sangat penting untuk meningkatkan dinamisasi di dalam pengembangan, khususnya ekonomi kreatif,” ujar Prof. Izza.

The 10th NCAB menghadirkan tiga pembicara utama. Mereka adalah Heri Purnomo, S.E., M.M., selaku Asisten Deputi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Arin Arry Yanna, S.S., M.A., selaku Direktur Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Penyusunan Perancangan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta Dr. Akhmad Ikhwan Setiawan, S.E., M.T., yang merupakan Tenaga Pendidik MM FEB UNS.

Pemulihan dan transformasi ekonomi kreatif dapat dilakukan melalui penumbuhan wirausaha kreatif dengan dukungan digitalisasi. Arin menjelaskan dalam pemaparannya, Bappenas selaku pengambil kebijakan mencermati adanya tantangan dan peluang yang dihadapi sektor ini.

Keterbatasan akses permodalan menjadi tantangan pertama. Pelaku ekonomi kreatif masih menghadapi kendala dalam mengidentifikasi sumber permodalan, terutama non-perbankan, untuk membantu keberlangsungan usaha. Kedua, adanya keterbatasan kemampuan adaptasi. Pelaku ekonomi kreatif memiliki keterbatasan kapasitas untuk melakukan pivoting usaha, seperti mengubah proses pemasaran dan distribusi menjadi digital dan menyesuaikan ukuran usaha dalam kondisi tertentu. Ketiga, terdapat keterbatasan proses produksi. Menyusul pandemi, perubahan pola produksi diprediksi akan terjadi, seperti pengurangan jumlah kru yang terlibat dalam pembuatan film.

Beberapa tantangan tersebut nyatanya membuka sejumlah peluang. Arin menjelaskan beberapa peluang yang mengarah pada upaya digitalisasi. Pertama, tumbuhnya sektor berbasis konten digital yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kreatif ke depan. Selanjutnya, muncul peluang usaha melalui e-commerce yang mendorong inklusifitas pada produk lokal. Terakhir, peluang investasi asing dan dalam negeri lebih tinggi karena pertumbuhan sektor tersebut yang melesat meskipun ditengah pandemi.

“Perannya teman-teman milenial sangat besar. Bisa menularkan ke lingkungan sekitar kemampuan (digitalisasi). Sehingga kalau ada peluang untuk kegiatan ekonomi bisa langsung beraktivitas,” ujar Arin.

Sejalan dengan penjelasan Arin, Dr. Akhmad Ikhwan Setiawan memaparkan empat faktor kunci sukses untuk kembali menghidupkan industri ekonomi kreatif. Ia menyingkat empat faktor tersebut menjadi “ACID”, yakni adaptation, Collaboration, Innovation, dan Digitalization.

Magister Manajemen UNS Jadi Tuan Rumah Kegiatan The 10th NCAB 2022

Selain itu, Dr. Akhmad Ikhwan Setiawan juga menekankan agar pengusaha di bidang ekonomi kreatif perlu sadar akan pentingnya meningkatkan kapasitas jaringan dan sinergi. Hal tersebut guna mendongkrak kolaborasi sebagai upaya membangun pertumbuhan.

“Sekarang kita tidak bisa hanya mengandalkan internal resources. Kita harus berkolaborasi. Sudah ditunjukkan bahwa sekarang usaha-usaha yang sustain itu semua punya semangat berkolaborasi,” tutur Dr. Akhmad Ikhwan Setiawan. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content