Mahasiswa Asing Pelajari Batik di FSRD UNS

UNS – Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret (FSRD UNS) Surakarta mengadakan kursus singkat untuk mahasiswa asing di Indonesia yang tertarik dengan Batik. Kursus bertajuk International Batik Short Course (IBSC) 2017 tersebut diadakan sejak Senin (17/7/2017) hingga enam hari berikutnya.

Selain sejarah, filosofi, dan macam-macam Batik, kesepuluh peserta, yang berasal dari Thailand, Filipina, Myanmar, Tajikistan, Yunani, Timor Leste, dan Kamboja, juga mempelajari teknik membuat Batik dan mempraktekkannya. Para mahasiswa asing belajar membuat Batik dengan instruksi dan bimbingan dari dosen Kriya Tekstil FSRD — Tiwi Bina Affanti, Dyah Yuni Kurniawati, and Sarah Rum Handayani.

Leizel, peserta dari Filipina, melakukan proses pembuatan Batik cap

Selama mengikuti kursus singkat tersebut, para peserta juga diberi kesempatan untuk mengunjungi sentra perajin Batik dan tinggal di kampung Batik selama dua hari.

Para peserta memiliki alasan tersendiri untuk mengikuti IBSC 2017 serta pendapatnya masing-masing setelah tiga hari mempelajari Batik melalui program ini.

Para peserta IBSC 2017 melakukan proses pewarnaan pada Batik yang mereka buat pada hari sebelumnya

“Saya ingin mempelajari budaya Batik, khususnya di Solo, di Jawa Tengah. Saya ingin merasakan pengalaman membuat Batik, menggunakan malam dan cap, dan melakukan proses pewarnaan. Menarik, ya, saya pikir hanya di Indonesia Batik dipakai secara berbeda,” ungkap Leizel, peserta dari Filipina yang saat ini belajar di UNS.

“Sekarang saya tahu cara membuat Batik, bisa dengan canting untuk Batik tulis, bisa dengan cap. Ada Batik eksklusif, itu susah motifnya, dan prosesnya bisa sampai enam bulan. Sekarang saya tahu kenapa mahal. Sebelumnya saya tidak tahu perbedaan Batik yang mahal dan yang lebih murah, yaitu kain yang hanya punya motif Batik saja,” terang Mamurdzon, peserta dari Tajikistan. humas-red.uns/Eln

Skip to content