Mahasiswa FP UNS Wujudkan Pertanian Berkelanjutan di Desa Sanggang, Sukoharjo

Mahasiswa FP UNS Wujudkan Pertanian Berkelanjutan di Desa Sanggang, Sukoharjo

UNS — Mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta wujudkan pertanian berkelanjutan melalui pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair di Desa Sanggang, Sukoharjo. Kegiatan ini diinisiasi oleh para mahasiswa Program Studi (Prodi) Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) UNS. Pelatihan ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Riset dan Penelitian mengenai petani milenial yang dirancang Mahasiswa PKP UNS. Sebagian besar penduduk Desa Sanggang bekerja pada sektor pertanian. Sekitar 30 warga Desa Sanggang mengikuti pelatihan ini pada Sabtu (27/5/2023).

Tim Mahasiswa MBKM terdiri dari lima orang, yaitu Muhammad Ivan Rizki selaku ketua, Ermanda Puspaningtyas, Naufal Rastra Subhi, Nathania Fredlina Shaffa Haurelia, dan Aulia Istiqomah Sularno, bekerja sama dengan Kanz.id. Kanz.id merupakan start up yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat dan pertanian berkelanjutan. Angelo Di Lorenzo yang menjabat sebagai CFO dan Rifka Atmajaya sebagai CMO Kans.id turut hadir dalam kegiatan ini untuk memberikan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) kepada masyarakat Desa Sanggang.

“Kita ketahui bersama bahwa subsidi pupuk dari pemerintah semakin menurun jumlahnya. Pembuatan pupuk organik ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman disamping penggunaan pupuk kimia bersubsidi,” jelas Angelo.

Angelo melanjutkan bahwa POC umumnya digunakan untuk tanaman padi. Akan tetapi komoditas tanaman selain padi, seperti palawija juga dapat menggunakan pupuk ini. Ia juga menambahkan bahwa Pupuk organik lebih ramah lingkungan serta dapat memperbaiki kualitas tanah.

“Pemakaian pupuk kimia yang terlalu sering dan melebihi dosis dapat merusak tanah, lama kelamaan tanah menjadi keras dan tidak subur lagi. Salah satu solusinya yaitu dengan menggunakan pupuk organik untuk memperbaikinya,” tambah.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Janu Hari Setiawan yang merupakan Ketua Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) Kabupaten Sukoharjo. Beliau merupakan salah satu tokoh pemberdaya masyarakat, khususnya di Desa Sanggang, yang membina para petani alpukat dan durian.

“Untuk Sanggang sendiri komoditas unggulannya ada alpukat dan durian. Kalau di sini lebih cenderung ke tanaman palawija, jarang sekali ada yang menanam padi,” terang Janu.

Informasi yang diberikan Janu ini selaras dengan Angelo yang di awal menyampaikan bahwa pupuk organik ini juga dapat digunakan untuk tanaman selain padi, yaitu palawija. Setelah materi selesai dipaparkan oleh Kans.id, kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan pupuk. Pembuatan pupuk organik ini tidaklah sulit dan bahan-bahan yang diperlukan juga mudah didapatkan. Bahan-bahan yang perlu disiapkan sangatlah sederhana, seperti air, buah pisang, buah pepaya, akar pisang, EM mol, garam, penyedap rasa, telur, sabut kelapa, daun kelor, daun lamtoro (mlanding), dan galon kosong. Bahan-bahan tersebut dimasukan ke dalam galon dan diisi air secukupnya, kemudian dikocok hingga menyatu.

Masyarakat tampak antusias saat mengikuti kegiatan pelatihan. Melalui kegiatan ini, diharapkan wawasan dan keterampilan masyarakat Desa Sanggang dapat meningkat. Harapannya, inovasi ini dapat dikembangkan sebagai alternatif solusi dari subsidi pupuk kimia yang kian menurun serta mampu memperbaiki kualitas tanah sehingga mampu mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji

Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content