Mahasiswa KKN UNS Kelompok 161 Berikan Inovasi Produk UMKM “BEPI” di Sragen

Mahasiswa KKN UNS Kelompok 161 Berikan Inovasi Produk UMKM “BEPI” di Sragen

UNS — Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan penyuluhan pembuatan Bekatul Krispi (BEPI). Tim KKN UNS yang tergabung dalam kelompok 161 ini mencoba mengembangkan dan menawarkan BEPI sebagai salah satu inovasi makanan dari bekatul. Sementara kegiatan penyuluhan diselenggarakan pada Kamis, (11/8/2022) bertempat di Balai Desa Geneng, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Adapun kelompok 161 KKN UNS ini berada di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Fahru Nurosyid.

Abdusyahid Naufal Fathullah selaku ketua KKN menyampaikan bahwa inovasi ini hadir melihat penduduk Desa Geneng yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani sehingga menghasilkan produk pertanian yang melimpah terutama padi. Padi hasil panen digiling dan disosoh hingga menghasilkan beras sesuai kualitas yang diinginkan. Adapun padi yang digiling dan disosoh ini menghasilkan limbah yang dikenal dengan bekatul.

“Bagi masyarakat setempat, bekatul sebagai limbah dalam proses penggilingan gabah dan penyosohan beras umumnya hanya dijadikan sebagai pakan ternak yang tidak bernilai guna. Padahal bekatul mengandung nilai gizi yang baik untuk kesehatan dan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi makanan bergizi yang layak konsumsi. Melihat potensi bekatul tersebut, kami mahasiswa KKN UNS kelompok 161 mencoba mengembangkan dan menawarkan produk Bekatul Krispi (BEPI). Olahan bekatul ini kami buat sebagai camilan yang renyah, manis, dan banyak kandungan gizi,” tutur Abdusyahid Naufal Fathullah.

Inovasi terhadap produk BEPI juga mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Geneng, Drs. Suhirman. Ia menyampaikan rasa senangnya akan kreativitas mahasiswa KKN UNS yang telah berbagi ilmu kepada masyarakat di Desa Geneng. Drs. Suhirman pun berharap inovasi produk BEPI yang dikembangkan dapat memberikan manfaat.

“Terima kasih banyak sudah memberikan inovasi dari bekatul. Ini adalah kegiatan yang bermanfaat dan kami sangat mendukung bilamana ada warga yang tertarik untuk menseriusi inovasi BEPI ini,” tambah Indriyanto selaku Sekretaris Desa Geneng.

Sebagaimana yang diungkapkan Abdusyahid Naufal Fathullah, inovasi produk BEPI yang dikembangkan terbuat dari bahan-bahan sederhana dan mudah didapat. Antara lain 1 butir telur, 100 gram coklat batang, 40 gram margarin, 50 gram gula halus, 30 gram tepung terigu, 30 gram tepung bekatul, ¼ sendok teh garam, dan ¼ sendok teh pasta vanili.

Adapun cara pembuatan BEPI, yaitu tepung bekatul disangrai hingga aroma khas bekatul ke luar atau kurang lebih 3-5 menit. Lalu coklat batang dan margarin dilelehkan secara bersamaan di api kecil. Kemudian oven dipanaskan pada suhu 150 C selama 10 menit dengan api atas bawah. Satu per satu bahan dimasukkan dalam wadah dan dicampur dengan mixer, mulai dari telur, gula halus, pasta vanili, garam, tepung terigu, tepung bekatul, dan cokelat leleh. Adonan yang telah siap dituang di atas loyang yang telah dilapisi margarin secara tipis dan merata. Adonan yang telah dituang dalam loyang dipanggang dengan oven suhu 150 C selama kurang lebih 20 menit dengan api atas bawah. Loyang diangkat dan potong BEPI membentuk kotak-kotak kecil. Lalu BEPI didiamkan dan kemudian dikemas. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content