Mahasiswa UNS Beri Pelatihan Membuat Mie dari Labu Kuning

UNS— Mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Pengabdian Masyarakat memberikan pelatihan membuat mie dari labu kuning atau waluh. PKM Bidang Pengabdian Masyarakat tersebut berhasil lolos didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

Tim PKM ini menginisiasi hasil pertanian berupa labu kuning menjadi campuran mie dengan memberdayakan ibu-ibu di Dusun Sapen RT 01/03 Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Cumono merupakan singkatan dari Cucurbita Moschata Noodle yang lebih familiar disebut Mie Waluh.

Tim ini diketuai oleh Austiva Alma Rahmawati Hasyim dari Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) angkatan 2017 dan beranggotakan Herlina Prodi HI angkatan 2017, Atika Susillo Putri Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan angkatan 2016 dan Alfaradi Krisna Ocsyta Prodi Sosiologi angkatan 2018.

Alasan memilih Desa Majasem sebagai tempat pengabdian karena desa ini merupakan penghasil labu kuning dan kurangnya kreativitas masyarakat untuk menjual labu kuning dalam bentuk olahan.

“Dari situlah muncul ide untuk menjadikan labu kuning sebagai olahan khas Majasem berupa mie basah dan mie kering,” kata Austiva, Selasa (28/5/2019).

Tim ini telah melaksanakan kegiatan selama satu bulan sejak 20 April hingga 11 Mei 2019, dengan berkumpul di salah satu rumah warga tiap Minggu di Hari Sabtu siang.

Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi kandungan gizi labu kuning, pelatihan pembuatan mie labu kuning, cara pengemasan, dan pembentukan kaderisasi untuk keberlanjutan program ini.

Proses pembuatan produk mie ini dirasa tidak sulit dan menggunakan alat yang sudah ada di pasaran. Langkah pembuatan diawali dengan menakar bahan pembuat mie yang meliputi labu kuning, tepung terigu berprotein tinggi, tepung tapioka, tepung sagu, garam dan telur. Dalam proses pembuatan adonannya tidak menggunakan air karena labu kuning sudah memiliki kandungan air yang cukup banyak. Tahap pengolahan labu kuning yakni dikukus sampai matang, kemudian dihaluskan dan peras hingga kandungan airnya berkurang. Adonan labu yang demikianlah yang dipakai untuk campuran pembuatan mie.

“Campurkan semua bahan kemudian ulen hingga membentuk adonan yang siap untuk dipipihkan sesuai dengan ukuran ketebalan mie yang diinginkan dan giling pipihan tersebut menjadi mie. Taburi dengan sedikit tepung agar antarbagian dapat terpisah. Produk mie basah pun telah jadi,” imbuhnya.

Lalu untuk mie kering memiliki proses lanjutan dengan memasukkan mie ke dalam cetakan dan dikukus selama 10-15 menit. Kemudian tiriskan dan siap dijemur. Usahakan pengeringan di bawah terik matahari tidak melebihi pukul 10 pagi, sebab berkaitan dengan kandungan mie labu kuning ini. Masa pengeringan tergantung pada cuaca juga dan setelahnya siap untuk dikemas. Humas UNS

Skip to content