Mahasiswa UNS Berikan Pendampingan kepada Lansia di Griya Bahagia PMI

UNS-Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan pendampingan bagi caregiver untuk meningkatkan psychological well-being  Lanjut Usia (Lansia) di Griya Palang Merah Indonesia (PMI) Peduli Surakarta. Pendampingan tersebut berupa pelatihan dalam menggunakan metode amplop origami dan yoga ketawa bagi Lansia yang ada di sana. Mereka yaitu  Diah Nova Anggraini, Zainab Zukhrufa, dan Intan Kusumadewi dari Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) UNS  serta Ghoni Arifin dari Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS.

Griya PMI Peduli Surakarta memiliki 2 bangsal yaitu Griya Bahagia dan Griya Peduli. Griya Bahagia digunakan untuk para Lansia yang tidak memilili keluarga, sedangkan Griya Peduli untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Diah Nova selaku ketua tim menjelaskan bahwa awal mula Ia dan rekan kelompoknya menggagas kegiatan ini saat ada tugas mata kuliah Psikologi Komunitas.

“Munculnya ide pengabdian masyarakat ini berawal dari tugas mata kuliah Psikologi Komunitas salah satu anggota yang dilaksanakan di Griya Bahagia. Tugas tersebut memunculkan sebuah pemikiran bahwa Lansia di sana dapat dikatakan memiliki psycological well-being yang kurang.  Mayoritas Lansia di sana juga mengalami stroke sehingga tidak banyak bergerak, kurang berinteraksi, tidak mandiri, dan bergantung dengan perawat Lansia,” terangnya saat diwawancarai oleh uns.ac.id pada Rabu (23/9/2020).

Pemilihan amplop origami dan yoga ketawa dinilai dapat meningkatkan aspek relasi positif dengan orang lain, kemandirian pertumbuhan diri, dan penguasaan lingkungan  Lansia. Mereka akan mengkaderisasi para pendamping Lansia di Griya PMI Peduli Surakarta dengan harapan metode amplop origami dan yoga ketawa dapat dilanjutkan secara mandiri oleh para perawat Lansia yang ada di Griya Bahagia.

“Meningkatnya keempat aspek tersebut juga sekaligus dapat meningkatkan Psychological well-being Lansia Griya Bahagia. Kedua metode tersebut,  amplop origami dan yoga ketawa, dipilih karena metode tersebut membutuhkan alat yang sederhana dan mudah dilakukan sehingga dinilai  tidak akan memberatkan bagi para Lansia,” jelas Diah.

Diah berharap semoga program yang mereka usung nantinya tidak hanya dilakukan oleh Lansia di Griya Bahagia saja, tetapi juga dapat dilakukan oleh seluruh Lansia yang ada di panti jompo dan di rumah.

“Semoga  metode amplop origami dan yoga ketawa ini dapat diterapkan di panti jompo maupun rumah. Terlebih,  metode ini tidak membutuhkan banyak gerakan dan mudah dilakukan oleh Lansia yang memiliki keterbatasan. Kegiatan ini juga memberi banyak manfaat kepada Lansia, seperti pengembangan dirinya, kemandirian, dan menjalin hubungan dengan orang lain,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content