Mahasiswa UNS Kenalkan Hidroponik Sistem Wick di Madiun

UNS — Mahasiswa Univeristas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan hidroponik sistem wick skala rumah tangga. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh sembilan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 29. Program ini berlangsung pada Senin (21/2/2021) di Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun yang diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan pengurus Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Hidroponik merupakan suatu metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, tetapi  memanfaatkan air atau larutan mineral bernutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Ketua KKN, Bagas Reista Prias Ragil Putra mengatakan, bahwa penggunaan sistem wick merupakan salah satu sistem yang paling sederhana dari enam dasar sistem hidroponik. Sistem ini termasuk dalam sistem pasif yang memiliki arti bahwa tidak ada yang bergerak karena tanpa sirkulasi dan pompa air.

“Hidroponik skala rumah tangga sistem wick ini sangat cocok dan efektif diterapkan di Desa Tambakmas. Hal ini juga dapat menambah peluang usaha bagi warga setempat karena sistem ini menghemat air dan tidak membutuhkan listrik,” jelas Bagas.

Bagas yang sudah terlebih dahulu terjun di dunia tanam hidroponik menambahkan bahwa cara tanam ini dapat menekan modal tetapi menghasilkan keuntungan yang besar. Kegiatan pelatihan hidroponik tersebut meliputi penjelasan hidroponik secara umum serta berbagai macam sistemnya, nutrisi yang digunakan, alat dan bahan yang dibutuhkan, dan sebagainya.

“Dalam penyemaian bibit dapat menggunakan sistem rockwool, tapi bisa diganti dengan sabut kelapa sebagai alternatif. Kami juga mempraktikkan cara memotong rockwool, menyemai benih, menggunakan air yang kadar kapurnya rendah serta cara mencampurkan larutan nutrisi AB mix sesuai takaran,” tambah mahasiswa Sastra Daerah tersebut.

Bagas berharap, melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan minat dan pengetahuan warga setempat mengenai hidroponik. Hal ini bertujuan agar di tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan dan memanfaatkannya sebagai peluang usaha yang memiliki nilai jual tinggi. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content