Malaysia Day, Dari Sharing Kebudayaan hingga Mencicipi Nasi Lemak

Memiliki kedekatan wilayah geografis antara Malaysia dan Indonesia membuat kebudayaan keduanya mirip. Namun, ulasan mengenai kebudayaan, lokasi wisata, kuliner dari Malaysia tetap saja menarik untuk diikuti. Terbukti, peserta Malaysia Day tampak antusias menyimak penjelasan Aida Azwani , mahasiswa program pertukaran, yang bercerita tentang negaranya.

Malaysia Day merupakan tema yang disajikan Sharing Day #13 yakni program rutin International Office UNS untuk mengenalkan dan berbagi cerita mengenai negara tertentu. Hari itu, Rabu (12/10/2016) di ruang Nakula Perpustakaan UNS, giliran Aida, Fatin Nazirah, dan beberapa mahasiswa yang berasal dari Malaysia berkesempatan berbagi cerita mengenai negara, lokasi wisata, sistem pendidikan, pakaian nasional – baju kurung, kuliner, hingga berbagi cerita tentang jenis hantu yang ada di sana. Menarik, bukan?

img_0399
Peserta berbagi cerita mengenai sistem pendidikan, budaya, bahasa, hingga kuliner.

Aida merupakan mahasiswa progam pertukaran yang berasal dari Universiti Putra Malaysia. Di UNS Aida mengikuti perkuliahan di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS selama satu semester. Sementara Fatin, merupakan mahasiswa program pertukaran dari Universiti Teknikal Malaysia Malaka. Tercatat, ada 10 mahasiswa berkewarganegaraan Malaysia yang sedang menempuh studi di UNS per September 2016.

Sistem Pendidikan dan Nasi Lemak

“Di sekolah, kami menggunakan bahasa Inggris. Kecuali, untuk program yang berhubungan dengan culture biasanya pakai bahasa Malay,” ujar Aida saat ditanya mengenai bahasa yang mereka gunakan. Lebih Lanjut, Aida menjelaskan bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar karena para siswanya berasal dari berbagai etnis seperti Tiongkok, India, dan Melayu. “Bahasa Inggris sebagai bahasa pemersatunya,” tambahnya. Sementara perbedaan lain terlihat dari pola tes di sekolah. “Kami ada tiga tes, tes one, tes two dan final examination. Kalau di sini hanya dua, mid test dan final test,” terang Aida.

img_0425
Nasi lemak, khas Melayu. Sekilas nasi lemak mirip dengan nasi uduk. Komposisi rempah dan sajian pelengkap seperti sambel, teri lah yang membedakan nasi lemak dan nasi uduk.

Pada kesempatan Malaysia Day hari itu, peserta juga disuguhi hidangan nasi lemak, lengkap dengan sambal, teri, dan mentimun. Ada pula onde-onde yakni makanan dari ubi – dibentuk bulat dengan balutan parutan kelapa. Sekilas mirip dengan kue klepon di Indonesia. Nasi lemak dimasak menggunakan santan dan pandan sehingga terasa gurih di lidah. “Ini nasi lemak karena banyak lemaknya biasanya dibuat sarapan. Tapi, jangan sering-sering ya, tidak baik,” ujar Fatin menjelaskan.

Taufik Al Makmun, Kepala IO UNS menjelaskan Sharing Day dilakukan dalam rangka memberikan ruang bagi mahasiswa asing untuk promosi negara dan budayanya, serta memberikan kesempatan bagi civitas uns lainnya untuk belajar tentang suatu negara. “Kami berharap, kita juga bisa belajar dan tahu tentang Malaysia dari orang Malaysia langsung, tidak hanya dari apa kata media saja. Kami juga berharap akan terjadi interaksi dan saling belajar dan saling memahami antar budaya, negara dan orang-orangnya,”pungkasnya.[](nana.red.uns.ac.id)

Skip to content