Mata Kuliah Technopreneurship Antar Citra dan Rina Jadi Calon Teknoprener Muda

Mata Kuliah Technopreneurship RITECH 2015
Citra Kusuma (kanan) dan Rina Wiji memaparkan produk yang mereka komersialkan pada acara RITECH EXPO, 7 - 8 Agustus 2015.
Citra Kusuma (kanan) dan Rina Wiji memaparkan produk yang mereka komersialkan pada acara RITECH EXPO, 7 – 8 Agustus 2015.

Melakukan uji produksi, uji pasar, mengikuti pameran, menyebar kuisioner kepada calon konsumen adalah sebagian rangkaian kegiatan yang dijalani Citra Kusuma dan Rina Wiji sebagai tenant produk penelitian para inventor di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Citra Kusuma merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik UNS yang mengembangkan panel penyerap bising dari kayu sengon laut dan serat kenaf. Sedang Rina Wiji adalah mahasiswa magister Teknik Industri Fakultas Teknik UNS yang juga menjadi tenant untuk baterai lithium ferifosfat.

Keduanya berangkat dari mata kuliah Technopreneurship, mata kuliah pilihan di Fakultas Teknik UNS yang memperkenalkan dunia bisnis berbasis teknologi ini. “Baru-baru ini kan ada mata kuliah Technopreneurship. Nah, di technopreneur ini kita difasilitasi bagaimana produk produk riset dari dosen bisa dikomersialisasikan,” ujar Citra mengawali ceritanya. Citra menjadi tenant panel absorber setelah melalui seleksi yang dilakukan oleh Pusat Inovasi Teknologi (PIT UNS).

Pengembangan produk panel penyerap bising dari kayu sengon ini diawali pada persoalan kebisingan yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran. Absorber yang selama ini digunakan di Indonesia hanya efektif untuk menyerap bising frekuensi tinggi. Sehingga inventor berusaha memenuhi kebutuhan absorber yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau, dengan penggunaan kayu sengon laut. “Selama ini sudah ada panel absorber di pasaran. Kita berani bersaing karena daya serap kita mencapai 70 – 89 % serapan bisingnya sedang di pasar pada umumnya hanya memiliki daya serap 10 – 40 %. Kualitas kita bisa dibuktikan karena kita produk riset,” jelas Citra mengenai produk yang ia komersialkan.

Ikuti Pameran

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi, Citra dan Rina berkesempatan mengikuti Research, Innovation, and Technology Exhibition (Ritech) Expo 2015 yang diselenggarakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) pada tanggal 7 sampai 10 Agustus 2015. Keduanya diberi kesempatan untuk presentasi produk yang mereka komersialkan.

Rina berkesempatan memaparkan produk baterai lithium ferifosfat kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Rina berkesempatan memaparkan produk baterai lithium ferofosfat kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.

Rina menjelaskan keunggulan baterai lithium ferifosfat yakni awet, umur pemakaian baterai mencapai 3000 siklus penggunaan yang lebih lama dibanding produk komersial saat ini yang hanya 500 siklus. 3000 siklus setara dengan 7 – 8 tahun. Selain itu, baterai lithium yang dikembangkan aman karena menggunakan teknologi lithium ferifosfat, baterai tidak akan meledak apabila terjadi arus pendek. Baterai juga tahan pada terhadap suhu tinggi 70 derajat celcius. Tentang harga, baterai dijual dengan harga ekonomis, ukuran A5 dihargai Rp50.000 sedang di pasaran untuk ukuran yang sama dihargai Rp70.000. Dan dapat dipastikan proses pembuatan baterai ramah lingkungan.

Dari setiap pengalaman pameran yang diikuti, Rina optimis terhadap baterai lithium ferifosfat dan produk penelitian lainnya. Di banding dengan penelitian dari perguruan tinggi lain yang hanya menampilkan prototype, UNS sudah mampu memamerkan produk siap jual. “UNS sudah berani pasang harga karena produk siap dikomersialisasikan sedang yang lain baru pada taraf penelitian. Kita sudah percaya diri. Apalagi sepeda listrik dan becak listrik ternyata UNS bisa bikin. Selama ini yang orang tahu produk semacam itu diproduksi dari China. Pengunjung antusias berkesempatan langsung mencoba becak listrik dan sepeda listrik,” ujar Rina menceritakan antusias pengunjung terhadap stand pameran UNS. Pada kesempatan pameran tersebut, UNS juga memamerkan panel akustik, batre lithium, pewarna alami, sepeda listrik, becak listrik, parapodium, dan minyak genderuwo.

Mata kuliah Technopreneurship yang pernah Rina dan Citra ikuti membuka pandangan baru. Bagi Rina, fasilitas yang dimiliki Fakultas Teknik dan bimbingan yang diberikan sangat membantu untuk menjadi bakal pengusaha. Sedang bagi Citra, mata kuliah mata kuliah yang baru berjalan di tahun ketiga ini menjadi oase baru bagi mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha namun terbatas modal dan pengalaman. ”PIT menyediakan bank produk, calon tenant bisa memilih produk mana yang akan dikomersialkan. Setelah lulus kita tidak bingung mau cari kerjaan karena sudah merintis melalui kegiatan ini,” ujar Citra, mahasiswa angkatan 2011 ini. []

Skip to content