Melalui FMS, AIESEC in UNS Diskusikan Pemulihan Pariwisata Hingga UMKM

Melalui FMS, AIESEC in UNS Diskusikan Pemulihan Pariwisata Hingga UMKM

UNS — AIESEC in Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar Forum Muda Surakarta (FMS) pada tahun 2021 ini. FMS merupakan ruang diskusi publik bagi para pemuda Surakarta untuk mendiskusikan topik dan isu spesifik yang terjadi di Surakarta secara langsung dengan pemerintah dan para ahli.

Mengusung tema “Pemuda sebagai Katalis Pemulihan Ekonomi Era Baru Surakarta”, tahun ini FMS mendiskusikan strategi terkait pemulihan ekonomi pada masa pandemi. Pemilihan tema ini tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada banyak sektor, terutama sektor ekonomi dan berkaitan dengan pariwasata, UMKM, juga pasar tradisional.

Dilaksanakan pada Sabtu—Minggu, 19—20 Juni 2021 melalui aplikasi Zoom Clouds Meetings, FMS menghadirkan lima pembicara. Pada hari pertama, forum ini berfokus pada sharing session dan diskusi isu yang terbagi menjadi tiga ruang isu. Yakni ruang isu pariwisata, UMKM, dan pasar tradisional.

Dalam sharing session, Airlangga Putra Aridharma, Co-Founder dan CEO dari Visvar Studio serta Bukasuara Indonesia, berkesempatan untuk berbincang dengan para peserta FMS. Muda dan prestatif, alumnus Teknik Mesin UNS tersebut sangat cocok untuk memberikan insight bagi generasi muda yang tergabung dalam forum ini.

Wisata Minat Khusus: Alternatif saat Pandemi

Ada satu bahasan menarik dalam diskusi Ruang Isu Pariwisata yang menghadirkan Dr. Deria Adi Wijaya, S.ST.Par., M.Sc., seorang pengamat pariwisata sekaligus Kepala Program Studi D3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) UNS.

Dr. Deria menuturkan, menurut pengamatannya, siklus destinasi wisata di Surakarta saat ini masuk ke titik stagnan yang harus segera ‘diremajakan’. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang memberikan pukulan telak terhadap kehidupan pariwisata di Surakarta.

“Caranya ialah dengan menghadirkan atraksi-atraksi dan berbagai alternatif konsep wisata yang baru. Perlu pemuda-pemuda, terutama yang berkecimpung di dunia wisata untuk bisa mengeksplorasi hal-hal baru. Sekarang bagaimana peran anak muda mampu meningkatkan kualitas kunjungan wisata di Solo dan memberikan inovasi,” tuturnya.

Menurut Dr. Deria, special interest tourism atau wisata minat khusus menjadi salah satu konsep wisata baru yang sangat tepat untuk diterapkan dan menjadi alternatif. Pandemi ini, imbuhnya, menjadi salah satu dorongan untuk beralih dan mengubah paradigma dari wisata massal konvensional ke wisata minat khusus.

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh jika menawarkan konsep tersebut. Pertama, wisata ini tidak memerlukan suatu grup atau rombongan besar, tetapi hanya grup-grup kecil yang lebih sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 saat ini.

Kedua, perjalanan wisata yang dilakukan akan lebih intens dan lebih erat. Sebab, yang wisatawan butuhkan adalah quality of journey dan quality of vacation, bukan kuantitas. Selain mengisi waktu luang, mereka pun akan memiliki satu pengalaman dan mempelajari hal baru.

“(Ketiga), Keuntungan untuk para penyedia jasa pariwisata juga. Sebelumnya memegang satu bus, tapi (dengan konsep ini) cukup satu mobil, tapi uangnya sama,” tutur. Dr. Deria.

Melalui FMS, AIESEC in UNS Diskusikan Pemulihan Pariwisata Hingga UMKM

Satu catatan dan pekerjaan rumah selanjutnya terkait wisata minat khusus adalah keharusan untuk menggali berbagai pengalaman yang dapat ditawarkan. Lagi-lagi, Dr. Deria menekankan peranan wirausaha muda dalam hal ini.

Dr. Deria pun memaparkan beberapa konsep wisata menarik yang menjadi potensi dan kekuatan Surakarta. Seperti wisata jelajah kampung yang mana sudah ada kampung-kampung yang berkenan membuka diri, ingin eksis, dan siap menjadi destinasi wisata baru. Misal Kampung Wisata Baluwarti dan Kampung Kitiran.

“Lalu ada walking tour. Tepat sekali dilaksanakan di Kota Solo. Keliling Baluwarti dg konsep ini, pasarnya anak-anak muda yang suka fotografi, suka sejarah, suka arsitektur,” terangnya.

Sementara itu, di Ruang Isu UMKM ada Guruh Adi Novianto, Ketua Umum BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surakarta. Guruh yang juga menjabat Direktur Wastu Buana Adhisaka, Direktur PT. Adhi Saka Perkasa, dan Founder Roemah Antik AS ini mengulik pergerakan UMKM di Surakarta selama pandemi ini.

Kemudian, Ruang Isu Pasar Tradisional dihadiri oleh Abdullah Mansuri, sosok yang bergelut di bidang pasar Indonesia dan kini menjabat Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia. Ia pun merupakan seorang analis pasar. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content