Membentuk Kader Bangsa dari Kampus

Krisis kepemimpinan yang dialami bangsa Indonesia direspons oleh sejumlah purnawirawan jenderal untuk membangun sebuah program. Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) menjadi bagian vital dalam upaya membentuk kader bangsa untuk masa datang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Pembina KBFP, Jend. TNI (Purn) Luhut B. Pandjaitan, dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Ruang Sidang I Gedung Rektorat UNS Solo, Rabu (4/7/2012). “Kita pilih pemuda dari lintas suku, agama, pendidikan maupun profesi dan akan kita share kepada mereka termasuk kekurangan yang ada pada saat generasi kami,” jelasnya kepada wartawan.

Luhut berharap, dengan sharing pengalaman tersebut, para pemuda yang tergabung dalam KBFP bisa menjadi generasi yang lebih baik dari generasi terdahulu. “Meski demikian, jangan lantas terlalu menjelek-jelekan pemerintah sekarang karena ada juga capaian prestasi yang cukup baik,” ungkapnya.

Lebih jauh ia mengatakan, pemimpin bangsa Indonesia kelak bisa mengeksplorasi apa yang telah dicapai oleh pemerintahan saat ini dan mengurangi ketergantungan kepada negara lain. “Bahkan bukanlah mimpi seandainya pada tahun 2030-2035 mendatang kita bisa masuk ke dalam 10 besar ekonomi dunia,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Dewan KBFP, Khofifah Indar Parawansa, menambahkan, pembentukan KBFP merupaan proses merekatkan kader bangsa. Pembentukan KBFP tidak ada maksud afiliasi dengan partai politik maupun rencana pembentukan partai. “Kami hanya membentuk kader bangsa bukan kader partai. Kita liat selama ini pasti pemimpin melakukan keberpihakan kepada komunitas dimana ia dilahirkan. Sehingga nanti, mereka akan berpihak kepada bangsa bukan kepada partai,” ungkap perempuan yang aktif sebagai Ketua Dewan Muslimat NU itu.

Disebutkan bahwa pada angkatan IV ini diikuti oleh 35 pemuda yang tergabung dalam KBFP. Sejak KBFP dibentuk pada 2011, sudah ada sekitar 150 pemuda yang iktu bergabung. Sistem perekrutan pun dilakukan secara selektif dan terbuka.[]

Skip to content