Menaklukkan Predikat ‘Baru’


Ir. Budi Harto, MM

budi-hartoMembawa predikat lulusan baru dari jurusan teknik sipil di universitas yang baru berdiri tidak menciutkan nyali Budi Harto muda. Baginya itu adalah tantangan tersendiri yang harus ia taklukan. Bahwa ia tidak tertinggal dari lulusan teknik universitas lain. Dan itulah keyakinan yang kini sudah ia buktikan!

Budi Harto kecil lahir di Boyolali 54 tahun yang lalu. Masa sekolah dasarnya dihabiskannya di lingkungan kota kecil di sebelah barat Surakarta itu. Kemudian, ia melanjutkan sekolah menengah pertamanya di SMP Batik Surakarta. Setelah belajar selama tiga tahun di sana, ia pun melanjutkan studinya ke SMA 5 Surakarta.

Lulus SMA, Budi Harto muda meneruskan studinya ke Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 1977. Di sana, ia memutuskan untuk belajar bidang teknik sipil. Saat ia menempuh studi lanjutnya, UNS baru berusia satu tahun. Usia yang sangat muda bagi sebuah lembaga pendidikan.

Ia menyelesaikan studinya di Teknik Sipil UNS dalam waktu enam tahun. Seperti mahasiswa yang sudah lulus lainnya, kemudian ia pun mencari pekerjaan. Ia mengakui bahwa mencari pekerjaan sebagai lulusan uni-versitas yang baru, yang belum banyak dikenal orang adalah sebuah tantangan tersendiri. “Di saat setelah lulus dan mencari pekerjaan merupakan tantangan tersendiri karena saat itu UNS belum banyak dikenal orang,” ujarnya, “tapi alhamdullilah saya tidak mengalami kesulitan yg berarti karena hanya waktu 3 bulan setelah lulus sudah mendapat pekerjaan di beberapa tempat.”

Tidak hanya di pemerintahan saja yang menerimanya, melainkan juga perusahaan swasta dan BUMN. Dari pilihan-pilihan yang ada, akhirnya ia memilih BUMN sebagai pelabuhannya. Ia berkata, “Karena keinginan mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh di FT UNS, maka saya pilih PT Wijaya Karya (WIKA). Perusahaan kontraktor yang sahamnya dimiliki Pemerintah.”

Awal pekerjaan Budi Harto tidaklah mudah. Ia harus menyakinkan para seniornya, bahwa ia mempunyai kemampuan yang sama seperti sarjana teknik universitas lainnya. Ia menegaskan, “Diawal bekerja juga ada tantangan tersendiri karena harus menyakinkan para senior saya. Bahwa saya lulusan UNS dari universitas yg baru, harus mampu menunjukkan keyakinan bahwa saya juga mempunyai kemampuan dan sarjana teknik dari universitas lain,” tegasnya.

Rupanya pelabuhan yang telah ia pilih tidaklah salah. Ia mengaku menyukai bekerja di PT. WIKA. “Saya senang dan merasa cocok dengan PT. WIKA karena perusahaan ini mendorong setiap karyawannya untuk selalu melakukan inovasi dan selalu menghargai ide-ide baru,” ungkapnya.

Sejak ia mulai bekerja pada 1984 hingga 1999, ia telah ditugaskan di berbagai proyek oleh PT. WIKA. Dalam rentang waktu itu, ia pun menyempatkan kuliah lagi di Universitas Gadjah Mada pada 1995-1997. Setelah tahun 1999, karirnya mulai meningkat. Pada 1999-2002 ia menjabat sebagai Kepala Cabang Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB. Pada 2002-2006 ia menjabat sebagai Manajer Divisi Sipil Umum. Pada 2006-2008 ia berpidah tugas sebagai General Manajer Operasi. Dan, jabatan yang disandangnya dari 2008 adalah Direktur Operasi PT. WIKA, hingga ia kemudian menjabat sebagai wakil Direktur.

Di tahun 1988 ia menikahi perempuan bernama Retnayu Sari Respati dan darinya ia dikaruniai dua anak, perempuan dan laki-laki. Anak yang pertama, seorang perempuan, bernama Nurul Aulia Sari. Sedangkan anaknya yang kedua, seorang laki-laki, bernama Muhammad Faisal Islahudin.

Selama bekerja di PT. WIKA ia berusaha selalu untuk membangun kerjasama dengan tim kerja atau rekan sejawatnya. “Kiat saya untuk dapat sukses didalam penugasan saya adalah selalu membangun kerjasama dengan anggota tim kerja atau rekan sejawat. Kawan-kawan saya, saya lihat sebagai sahabat yang harus bersinergi bukan sebagai pesaing. Dengan demikian setiap masalah akan dapat diatasi dengan mudah,” kisahnya. Dari semua perjalanan hidupnya kini, ia masih terus mengingat Teknik Sipil UNS yang telah memberinya bekal ilmu. Dari sana ia merasa dapat mengembangkan diri di masyarakat. “Teknik Sipil UNS telah memberikan bekal ilmu yg cukup, sehingga saya dapat mengembangkan diri di masyarakat, terima kasih UNS,”

Dalam perkembangannya, pada April 2016, Budi Harto didaulat menjadi Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Setelah pemegang saham menunjuk Budi Harto sebagai Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Biodata:

Nama : Ir. Budi Harto, MM

Tempat/tanggal lahir : Boyolali, 19 September 1959

Pekerjaan saat ini: Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk

Skip to content