Mengenal Narasi Budaya, Wadah Bagi Penulis Pemula untuk Berkarya

Mengenal Narasi Budaya, Wadah Bagi Penulis Pemula untuk Berkarya

UNS – Dr. Chafit Ulya, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merupakan sosok dibalik berkembangnya platform Narasi Budaya. Dr. Chafit yang juga sebagai Pembina di Narasi Budaya memiliki harapan ingin menjadikan Narasi Budaya sebagai laboratorium jurnalistik di Prodi PBI FKIP UNS.  

Awal Mula Hadirnya Platform Narasi Budaya

Narasi Budaya merupakan sebuah produk dari Mata Kuliah Sanggar Bahasa dan Sastra yang Dr. Chafit ampu. Yangmana saat itu mahasiswa diminta membentuk sebuah bidang usaha berbasis media online yang tujuannya menjadi wadah untuk menampung tulisan jurnalistik para penulis pemula.

“Kemudian dalam perjalanannya setelah perkuliahan selesai kelompok yang membentuk Narasi Budaya membubarkan diri. Tidak mau melanjutkan proyek yang telah disusun. Kemudian saya memiliki inisiatif untuk mengambil alih Narasi Budaya. Karena saya melihat Narasi Budaya sebagai platform media online memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan secara profesional,” ujar Dr. Chafit saat dihubungi tim uns.ac.id pada Selasa (2/5/2023).

Dr. Chafit menambahkan bahwa tujuan awal mengambil alih Narasi Budaya, karena ingin menjadikan platform tersebut sebagai laboratorium jurnalistik di Prodi PBI FKIP UNS. Serta menghimpun para mahasiswa PBI FKIP UNS yang memiliki minat di bidang jurnalistik dan penyuntingan untuk terlibat langsung dalam dunia jurnalistik.

Harapan dari Platform Narasi Budaya

Melalui Narasi Budaya diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa Prodi PBI FKIP UNS agar memiliki pengalaman langsung dalam mengembangkan sebuah media online di bidang jurnalistik.

“Kemudian, harapannya Narasi Budaya dapat menampung tulisan para penulis pemula untuk membantu meningkatkan personal branding mereka yang sedang meniti karir di bidang kepenulisan. Adapun yang utama, penulis pemula tersebut berasal dari mahasiswa PBI FKIP UNS khususnya tim yang tergabung di Narasi Budaya. Dengan begitu, platform Narasi Budaya menjadi wadah menampung karya tulisan dari mahasiswa PBI FKIP UNS khsusunya di Tim Narasi Budaya,”  tutur Dr. Chafit.

Lebih Lanjut, Dr. Chafit berharap kedepannya Narasi Budaya bisa menjadi sebuah wahana media online yang dikelola secara profesional. Hingga bisa menghasilkan income generating bagi Prodi.  Selain itu dari income tersebut juga bisa digunakan untuk mendukung program-program pengembangan di tingkat Prodi PBI FKIP UNS.

“Adapun untuk harapan yang lebih akademis yakni Narasi Budaya bisa menjadi platform media online yang diakui dan mendapat kepercayaan dari masyarakat luas, sehingga banyak penulis besar dapat terlahir dari Narasi Budaya. Serta harapan saya Narasi Budaya juga bisa dipercaya sebagai wadah untuk menampung karya tulisan dari banyak penulis pemula yang ingin serius menekuni di bidang kepenulisan,” terang Dr. Chafit.

Pesan Dr. Chafit

Terakhir, Dr. Chafit berpesan supaya kita memaksimalkan era digital ini. Karena era digital memberikan persaingan yang sangat ketat dengan menghadirkan kompetisi yang tak hanya antar manusia tapi juga persaingan antar manusia dengan Artificial Intelligence (AI). Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas diri, mengoptimalkan potensi diri dengan membangun personal branding. Setiap mahasiswa harus memiliki ciri khas yang bisa membedakannya dengan mahasiswa yang lain.

“Dan Narasi Budaya sebagai salah satu contoh respon terhadap fenomena menghadapi era digital saat ini. Yangmana Narasi Budaya berupaya menjadi medium untuk memperkuat personal branding dari penulis pemula, terkhusus penulis pemula dari kalangan mahasiswa UNS. Upaya yang ditempuh Narasi Budaya dengan menyediakan tempat untuk menampung tulisan-tulisan para penulis pemula untuk memperkuat personal brandingnya,” ucap Dr. Chafit.

Dr. Chafit turut mengimbau untuk memanfaatkan ruang-ruang digital yang tersedia untuk membangun personal branding. Karena kedepannya personal branding akan menjadi alat ukur untuk mengukur kualitas, kompetensi, dan kapasitas seorang mahasiswa. Perusahaan-perusahaan mungkin tak lagi membutuhkan ijazah atau nilai mata kuliah. Tetapi juga langsung melihat karya-karya yang pernah dihasilkan calon pegawainya. Dengan begitu, calon pekerja yang telah memiliki karya akan lebih dipercaya perusahaan untuk menerimanya sebagai pegawainya. Dan platform Narasi Budaya sebagai salah satu medium untuk meningkatkan personal branding para mahasiswa.

“Masih banyak ruang-ruang digital yang bisa dicoba untuk memproduksi karya-karya yang bisa diakses secara terbuka oleh masyarakat. Dengan demikian, orang lain bisa menilai kualitas seseorang dari karya-karya yang telah dihasilkan yang ditemukan dari mesin-mesin pencarian di ruang-ruang digital,” pungkas Dr. Chafit.

 Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content