Mengupas Peluang Karir Lulusan FMIPA

UNS – Fakultas Matematika dan Ilmu Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan Seminar KARIR di Auditorium gedung C FMIPA pada Jumat (26/04/2019). Seminar ini membahas tentang peluang karir mahasiswa FMIPA di era industri 4.0.

Acara ini mengundang pembicara pertama yaitu Dimas Irawan, S.Si., M.Si., Dissemination Division Manager di National Nuclear Energy Agency. Serta pembicara kedua yaitu Ketua Umum Aliansi Fisikawan Medik Indonesia, Supriyanto Ardjo Pawiro, M.Si., Ph.D.

Pada kesempatan ini Dimas mengupas tentang peluang karir mahasiswa FMIPA di sektor riset, pengembangan serta aplikasi ilmu alam dan matematika. Dimas menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan fisik manusia yang paling utama adalah masalah pangan. Suplai makanan yang terbatas mendorong para ilmuwan MIPA untuk berperan dalam mengembangkan aplikasi di sektor pertanian.

Aplikasi pertanian yang dilakukan oleh para peneliti nantinya akan berfungsi untuk mencari varietas keanekaragaman hayati, mencari varietas adaptif, memaksimalkan usia dan produktivitas varietas, mendapatkan nilai ekonomi yang tinggi, serta menghasilkan pangan yang sehat.

“Selain itu, kita juga bisa berwirausaha dan bekerjasama dengan memanfaatkan disiplin ilmu yang ada di FMIPA seperti pemanfaatan teknologi radiasi untuk mengawetkan makanan yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kimia dan Biologi,” terang alumnus Program Studi Fisika UNS yang pada Agustus tahun ini akan bertugas di Kementerian Luar Negeri sebagai Atase Ilmu Pengetahuan di Wina, Austria.

Supriyanto, dalam materi selanjutnya tentang peluang berkarir menjadi fisikawan medik, juga mendukung adanya kolaboratif multiprofesi yang dilakukan oleh lulusan FMIPA. Dosen UI yang merupakan alumnus Medical University of Vienna ini menerangkan bahwa hal tersebut hanya akan terjalin apabila mahasiswa konsisten dalam menekuni bidang yang menjadi cita – citanya masing – masing kemudian membentuk sebuah usaha bersama.

“Seperti contohnya di klinik, secara kasat mata memang para dokter yang bertugas di sana namun ternyata operator alat – alat medis merupakan lulusan Ilmu Fisika. Nah di situ lah peran fisikawan medik sebagai penengah,” papar Supriyanto. Humas UNS/ Try

Skip to content