Menulis di Media Massa, Empat Hal Ini Harus Diperhatikan

UNS — Menulis esai maupun opini di media massa menjadi salah satu cara apik untuk mengungkapkan gagasan kepada khalayak luas. Untuk menuliskan gagasan berkualitas, tentu ada hal-hal yang harus diperhatikan.

Riwi Sumantyo, SE., MM., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tulisannya telah dimuat di berbagai media massa pun membagikan empat hal yang harus diperhatikan dalam menulis esai atau opini untuk media massa.

Banyak menulis gagasan perihal ekonomi, Riwi mengatakan hal pertama dan yang menjadi prioritas utama yaitu aktualitas. Salah satu cara agar tulisan menjadi aktual adalah mengaitkan dengan momentum sejarah atau momentum yang tengah terjadi di masyarakat kala itu.

“Ketika ada ide dan momentum, langsung tulis. Begitu telat sedikit menyampaikan buah pikir kita, bisa jadi tulisan yang basi,” ungkap Riwi dalam Pelatihan Penulisan Artikel Populer di Media Massa gelaran FEB UNS, Kamis (11/2/2021).

Yang kedua, gunakan bahasa lugas dan tidak bertele-tele karena kolom di media terbatas. Penulis dapat langsung menyampaikan views atau pandangannya. Tidak perlu terlalu banyak mencantumkan news atau berita terkait fenomena yang ingin disorot, karena pembaca sudah mengetahui dari pemberitaan yang ada.

Poin ketiga yakni kebaruan atau orisinalitas ide. Hal ini menjadi penting, terlebih di media dengan keketatan persaingan tinggi. Ide tulisan yang ‘biasa-biasa’ saja memiliki kemungkinan kecil untuk dimuat.

Terakhir, tulisan tidak terlalu berat dan teoretis. Salah satunya dengan membuat judul seksi tapi memprovokasi. Ketika judul dibaca, pembaca pun terprovokasi dan tertarik untuk membaca tulisan tersebut. Tentunya dengan tetap memperhatikan kualitas dan keterkaitan dengan isi berita.

“Misalkan judul ‘teknik mengelola investasi’, kemungkinan pembaca tidak tertarik. Tapi kalau tentang ‘menghindari jebakan investasi ‘bodong’’, peluang lebih besar untuk dimuat,” imbuh dosen Ekonomi dan Pembangunan ini.

Berbicara perihal ide tulisan, Riwi mengatakan bahwa ide dapat digali dari mana saja, termasuk dari permasalahan yang ditemui setiap harinya. Dari satu fenomena, kita dapat membawa sampai 4-5 tulisan.

Untuk awalan, kita dapat membuat catatan kecil-kecilan tentang mau dibawa kemana tulisan tersebut atau berupa kerangka yang detail untuk mempertajam tulisan. Sebenarnya, bagi penulis yang sudah terbiasa hal ini tidak harus dilakukan, tapi diperlukan bagi pemula.

“Lalu mengumpulkan data, fakta, referensi, dan bahan bacaan. Yang terpenting segera tulis. Kalau terbebani, tidak akan memulai,” kata Riwi. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content