Nguri-Nguri Budaya Jawa, FIB UNS Mengadakan Lomba Nembang Macapat Tingkat Nasional

Nguri-Nguri Budaya Jawa, FIB UNS Mengadakan Lomba Nembang Macapat Tingkat Nasional

UNS — Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan lomba nembang macapat tingkat nasional. Kompetisi ini berlangsung secara luring di FIB UNS pada Selasa (24/5/2022). Lomba nembang tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-46 UNS.

Kompetisi ini ditujukan bagi mahasiswa aktif jenjang sarjana di Indonesia. Terdapat 39 peserta dari tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Pembukaan lomba tingkat nasional ini dihadiri oleh Ketua Dies Natalis ke-46 UNS, Prof. Reviono, Dekan FIB UNS, Prof. Warto, dan Ketua Panitia Kegiatan, Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum.

Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum. mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang digelar untuk memperingati Dies Natalis UNS. Namun, karena ada pandemi Covid-19, pada 2020 kompetisi ini ditiadakan.

“Baru bisa mengadakan lagi tahun 2021 secara daring. Tahun ini karena sudah diizinkan berkumpul, sehingga kami mengadakan kompetisi secara luring. Mungkin karena masih awal-awal, jadi pesertanya masih sedikit, hanya 39 peserta,” kata Ketua Panitia, Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum.

Sementara, Dekan FIB UNS, Prof. Warto dalam sambutannya berpesan untuk turut melestarikan warisan budaya, salah satunya tembang macapat.

“Suatu peradaban bisa maju dan baik jika unsur budaya yang mendukung tingginya peradaban diuri-uri, dilestarikan, dan dikembangkan. Tembang macapat merupakan bagian dari warisan budaya bangsa yang wajib dilestarikan. Kita bisa memanfaatkan jejaring yang telah dibangun oleh Javanologi UNS melalui diaspora yang bisa menyatukan orang Jawa yang tersebar di seluruh dunia,” tutur Prof. Warto.

Prof. Reviono selaku Ketua Dies Natalis ke-46 UNS juga mengatakan bahwa salah satu pusat kebudayaan Jawa terletak di Kota Solo.

“UNS adalah tempat beradanya kaum intelektual di Kota Surakarta yang tentunya juga ada di bidang atau pusat kebudayaan Jawa. Sesuai dengan tema dies natalis, ekonomi kreatif di bidang seni merupakan industri yang paling banyak. Kreativitas menjadi andalan laku tidaknya produk seni. Barangkali momen seperti ini bisa membangun kreativitas di bidang budaya Jawa. Semoga ini bisa menjadi produk seni yang bisa menarik dunia,” harap Prof. Reviono. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content