Orasi Ilmiah Willem: Cinta dan Benci dalam Sastra Jawa Kuno, Cerita Kaca dan Dewayani

Willem memberikan orasi ilmiah dengan berjudul “Love and Hatred in Old Javanese Literature
Willem memberikan orasi ilmiah dengan berjudul “Love and Hatred in Old Javanese Literature, The Story of Kaca and Dewayani. Foto diambil dari http://www.kitlv.nl

Dalam rangka lustrum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang ke-8, Willem Von Der Molen, seorang profesor dari The Koninklijk Intituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV) Leiden, Belanda memberikan orasi ilmiah dengan berjudul “Love and Hatred in Old Javanese Literature, The Story of Kaca and Dewayani” (Cinta dan Kebencian dalam Sastra Jawa Kuno, Cerita Kaca dan Dewayani) di Auditorium UNS , Jumat (11/03/2016). Willem sudah menerbitkan setidaknya 8 buku, 39 artikel, dan 60 papers yang mengambil fokus pada sastra Jawa kuno.

Menurutnya, sastra Jawa kuno dapat membangkitkan rasa ingin tahu terhadap sejarah sastra serta menyimpan nilai-nilai universal yang tidak termakan waktu dan usia. Karena sastra Jawa kuno dapat menempati pikiran dan hati kapan pun zamannya dan penuh dengan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah (supernatural) yang kadang kita cenderung tidak mempercayainya.

Oleh karena itu, untuk memperkuat pendapatnya, Willem melakukan analisis pada cerita Kaca dan Dewayani yang diambil dari Kitab Adiparwa. Cerita Kaca dan Dewayani menceritakan tentang cinta Dewayani kepada salah satu murid ayahnya, yaitu Kaca. Kaca tidak memberikan balasan cinta kepada Dewayani, karena Kaca hanya fokus pada studinya untuk memperoleh ramuan yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Karena cinta Dewayani yang tidak berbalas, maka mengakibatkan rasa cintanya berubah menjadi kebencian dan berakhir dengan tragis.

Dalam analisisnya, Willem memaparkan bahwa semua karakter dalam cerita ini mempunyai sebuah kesamaan, yaitu bekerja keras dan tekun untuk memperoleh tujuan yang telah ditetapkan, serta mempunyai komitmen yang baik. Kerja keras, ketekunan, dan komitmen merupakan hal mendasar untuk mencapai kesuksesan. Namun, di dalam cerita Kaca dan Dewayani ada beberapa kondisi tambahan untuk memperoleh kesuksesan, yaitu refleksi pada kemungkinan yang akan terjadi, kejujuran, dan cinta.[](azaria.red.uns.ac.id)

Skip to content