Pakar HTN UNS: Reshuffle Kabinet untuk Dorong Akselerasi Program Pemerintah Jokowi

Pakar HTN UNS: Reshuffle Kabinet untuk Dorong Akselerasi Program Pemerintahanan Jokowi

UNS — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan segera melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju jilid II. Kabar tersebut beredar usai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta pembentukan Kementerian Investasi.

Sejumlah menteri yang “lolos” dari reshuffle jilid I pada bulan Desember 2020 lalu dan dinilai kinerjanya tidak maksimal diisukan akan diganti bersamaan dengan pemilihan menteri yang akan memimpin gabungan Kemdikbud-Kemenristek dan Menteri Investasi.

Menanggapi rencana Presiden Jokowi tersebut, pakar Hukum Tata Negara (HTN) Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Agus Riwanto, mengatakan reshuffle dilakukan untuk mendorong akselerasi program pemerintah.

“Besar kemungkinan reshuffle akan dilakukan untuk akselarasi program pemerintahan Jokowi yang belum terlaksanakan sesuai visi dan misi Jokowi saat kampanye Capres 2019,” ujar Dr. Agus Riwanto saat dihubungi uns.ac.id, Senin (19/4/2021) pagi.

Ia menyampaikan posisi Menristek pasti akan di-reshuffle Presiden Jokowi. Selain itu, posisi Menteri Investasi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) disebut Dr. Agus Riwanto dapat diisi teknokrat yang merupakan politikus atau politikus yang teknorat dari koalisi pemerintah.

Dalam hal ini, Dr. Agus Riwanto juga menyoroti sejumlah pos-pos kementerian yang layak dikocok ulang menterinya karena kinerjanya dinilai kurang memuaskan, seperti Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Menteri Pertanian (Mentan), dan Mendikbud.

“Menaker karena tak cukup punya program ketenagakerjaan yang inovatif dan memuaskan. Menpora karena tak kelihatan dalam menyokong prestasi olahraga nasional. Mentan karena tak populis dalam program pertanian. Dan, Mendikbud karena program dan kebijakan pendidikan era pandemi tak cukup gemilang bahkan cenderung kontroversial,” jelas Dr. Agus Riwanto.

Terkait dengan nama Hanif Dhakiri, Wishnutama, Najwa Shihab, hingga selebritas Raffi Ahmad yang digadang-gadang akan menjadi menteri baru dalam Kabinet Indonesia Maju, Dr. Agus Riwanto nama-nama tersebut bisa saja masuk selama memiliki dukungan.

“Nama-nama yang disebut itu bisa saja, sepanjang punya dukungan kuat dari koalisi partai pemenang Pemilu dan ormas-ormas kuat, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,” ucapnya.

Selain peluang masuknya nama Hanif Dhakiri, Wishnutama, Najwa Shihab, dan Raffi Ahmad, Dr. Agus Riwanto turut menyoroti peluang salah satu partai untuk mendapatkan satu kursi menteri.

Partai yang sebelumnya berada di luar koalisi pemerintah ini disebut Dr. Agus Riwanto belum tentu mendapat posisi menteri pada reshuffle kali ini. Hal itu dikarenakan partai tersebut masih “nyaman” berada di luar pemerintahan.

“Sejak awal sudah merapat ke koalisi Jokowi. Pada reshuffle ini juga belum tentu mendapat kursi menteri. Kalau sekarang bergabung ke Jokowi sirna harapan mencalonkan Capres sendiri tahun 2024,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content