Pakar UNS Bagikan Tips Aman Kelola Pengungsian Selama Pandemi

UNS — Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Rita Noviani membagikan tips aman untuk pengelolaan pengungsian selama pandemi Covid-19 ini. Hal ini dikarenakan, sejak awal tahun 2021, Indonesia dilanda beragam bencana. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 28 Januari 2021 tercatat sebanyak 236 bencana alam yang terjadi di Indonesia. Bencana yang terjadi didominasi oleh banjir mengingat bulan ini intensitas hujan cukup tinggi.

Bencana-bencana ini, memaksa sejumlah masyarakat harus mengungsi. Sebagian masyarakat mengungsi di rumah saudara, sedangkan sebagian yang lain mengungsi di barak-barak pengungsian. Dengan situasi pandemi yang tak kunjung henti, barak-barak pengungsian bisa menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19.

Dr. Rita Noviani yang juga sebagai peer group Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS menyampaikan perlu adanya penanganan khusus di tenda pengungsian. “Kalau bisa pengungsi diberi tempat di bangunan pemerintahan agar lebih aman. Namun, kalau tidak bisa ya terpaksa harus di tenda dan pengelola pengungsian harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan,” ujar Dr. Rita

Dr. Rita memberikan tips aman bagi pengelola pengungsian untuk mencegah penularan Covid-19. Pertama, tempat pengungsian harus memiliki sirkulasi udara yang baik. Jangan sampai sirkulasi udara di tempat pengungsian buruk karena akan mempercepat penularan virus.

Kedua, tempat pengungsian wajib disemprot disinfektan secara rutin. Penyemprotan disinfektan dilakukan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 terutama dari permukaan benda-benda yang ada di pengungsian.

Ketiga, pembatasan jumlah pengungsi pada satu tempat. Jika pada saat normal satu tempat pengungsian dapat dihuni puluhan bahkan ratusan orang, saat pandemi ini harus diubah sistemnya. Jumlah orang di tiap pengungsian tidak boleh terlalu banyak. Pengelola bisa mengelompokkan per keluarga apabila tempat pengungsian berbentuk tenda.

Selain itu, para pengungsi juga diimbau memakai masker bedah atau masker medis untuk meningkatkan proteksi. Masker kain atau masker berbahan scuba, terlebih yang hanya satu lapis sangat tidak disarankan untuk dipakai di pengungsian. Hal ini karena tingat proteksinya rendah.

Tips terakhir yang dapat dilakukan yakni baik pengungsi ataupun pengelola pengungsian harus berkomitmen untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan. Mereka harus selalu memakai masker sekalipun sedang berbicara, rajin mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Semoga dengan pelaksanaan kelima tips tersebut, para pengungsi terhindar dari penularan Covid-19. Humas UNS

Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content