Pakar UNS Tekankan Pentingnya Hak-Hak Anak Autis

Pakar UNS: Tekankan Pentingnya Hak-Hak Anak Autis
Pakar UNS: Tekankan Pentingnya Hak-Hak Anak Autis

UNS — Sejak tahun 2007, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 2 April setiap tahunnya untuk diperingati sebagai Hari Peduli Autisme Sedunia (World Autism Awareness Day). Momentum ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengenal anak autis secara mendalam. Dr. Joko Yuwono, M.Pd., selaku Dosen Pendidikan Khusus (PKh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pun turut menyorot persoalan ini dan membagikannya kepada tim uns.ac.id.

Menurut Dr. Joko, anak-anak autis memiliki hak-hak yang harus dipenuhi ketika masa pandemi Covid-19 seperti ini.
“Anak-anak autis memiliki hak-hak yang harus dipenuhi sekalipun dalam masa sulit pandemi Covid-19 ini. Akses kesehatan adalah utama. Orangtua dan guru harus memastikan anak-anak autis tetap berada di rumah, terawasi, dan terlindungi dari bahaya virus Covid-19 yang membabi buta,” jelas Dr. Joko yang juga merupakan seorang peneliti di Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Jumat (2/4/2021).

Dr. Joko menambahkan bahwa akses pendidikan juga harus tersedia bagi anak autis. Para orangtua maupun guru harus memastikan layanan pendidikan yang bermakna dan tepat bagi anak autis. Guru dapat menyiasatinya dengan mengembangkan kreativitasnya untuk menjangkau anak-anak. Begitu pun orangtua anak autis, mereka dapat memaksimalkan aktivitas di rumah sebagai bagian dari stimulasi perkembangan anak agar tetap tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Dalam merawat anak autis, tentu orangtua akan menghadapi berbagai persoalan. Dr. Joko memaparkan bahwa terdapat 4 tantangan yang dihadapi orangtua yakni berkaitan dengan dirinya sendiri dan anak autis, keluarga, professional, dan masyarakat. Persoalan dengan anak autis dapat dikatakan sebagai persoalan utama karena orangtua seringkali dihadapkan dengan perilaku anak autis yang sangat rumit dan dibutuhkan waktu yang cukup panjang dalam memberikan treatment.

Persoalan dengan keluarga merupakan persoalan penyerta sebagai dampak dari kehadiran anak autis. Begitu pun persoalan yang berhubungan dengan professional dalam menjalin hubungan penanganan dan masyarakat. Orangtua dihadapkan pada persoalan hidup di masyarakat dan reaksi keluarga dari pasangan, mertua, atau bahkan dalam keluarga sendiri. Hal yang lebih nyata sebenarnya adalah bagaimana orangtua menghadapi perilaku anak autis itu sendiri. Dr. Joko mengatakan bahwa menjadi orangtua anak autis memang bukan hal yang mudah maka diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
“Menjadi orangtua dari anak autis akan dihadapkan pada masalah yang sangat kompleks. Pada bagian ini, menjadi orangtua bukanlah sesuatu yang mudah. Dibutuhkan kekuatan bersama dari keluarga, suami, istri, anak, dan mertua yang semua itu adalah keluarga inti. Bersama-sama adalah cara terbaik untuk menghadapi masalah dan menggapai masa depan anak menjadi lebih baik,” ujar Dr. Joko.

Pada peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia ini, Dr. Joko berharap agar anak-anak autis semakin diperhatikan pendidikannya, dapat mengakses dunia kerja, dan biaya penanganan anak autis yang semakin terjangkau.
“Semoga anak-anak autis semakin terperhatikan pendidikannya dan semakin banyak anak-anak ini dapat mengakses dunia kerja. Juga, semoga banyak guru yang mengerti tentang anak autis yang tentu harus dilatih dan biaya penanganan anak autis yang murah atau dibiayai negara, terutama yang dari keluarga tidak mampu,” harap Dr. Joko. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content