Pelopori Gerakan Literasi Berbasis Multimodal, Tim Pengabdian FKIP UNS Dorong Masyarakat Sragen  Melek Pengetahuan

UNS – Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU No. 12 Tahun 2012, Pasal 1 Ayat 9). Sebagai pemenuhan kewajiban tersebut, tim pengabdian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang terdiri atas 3 dosen Pendidikan Bahasa Inggris yaitu Nur Arifah Drajati, Hasan Zainnuri dan Ngadiso berangkat ke Sumberlawang Sragen untuk melaksanakan sosialisasi “Gerakan Literasi Berbasis Multimodal bagi Guru, Siswa dan Orang Tua” sebagai bagain dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Program tersebut dilaksanakan pada hari Rabu (2/5/2018) dan (9/5/2018) di SMPN 2 Sumberlawang dan SMPN 2 Miri. Tercatat kurang lebih 60 guru, orang tua dan siswa mengikuti sosialisasi yang berlangsung selama dua hari tersebut.

Di kedua sekolah tersebut, tim pengabdian FKIP UNS mengadakan beberapa kegiatan diantaranya sosialisasi gerakan literasi berbasis multimodal, proyek pembuatan buku bersama siswa, orang tua dan guru serta hibah buku. Program ini dilatarbelakangi oleh bagaimana menyikapi perkembangan teknologi secara lebih bijak serta mencapai tujuan yang dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Sosialisasi Gerakan Literasi Berbasis Multimodal

Mengawali sosialisasi gerakan literasi berbasis multimodal, Nur Arifah memaparkan tentang bagaimana teknologi berkembang, penggunaan dan pengguna teknologi, serta manfaat teknologi bagi siswa, orang tua dan guru. Melalui teknologi, guru dapat mencari referensi terbaik untuk berkreasi dalam meningkatkan metode serta model pembelajaran, bagi siswa teknologi sangat membantu dalam menjawab serta menyelesaikan PR sekolah, sedangkan untuk orang tua bisa bermanfaat sebagai ladang mata pencaharian baru seperti memiliki toko online.

Tidak dapat dipungkiri bahwa smartphone kadang cenderung tidak dipergunakan secara bijak bisa jadi karena kurangnya pengetahuan. Siswa lebih sering bermain game dan sosial media yang berlebihan sedangkan bagi orang tua justru ini kurang dimanfaatkan secara maksimal misalnya orang tua hanya bisa menelepon dan mengirim pesan saja padahal smartphone yang mereka miliki bisa dipergunakan lebih dari itu.

Literasi memiliki makna sebagai sebuah pengetahuan bukan hanya baca tulis namun berhitung menjadi salah satunya, sedangkan multimodal lebih ditekankan pada bagaimana sebuah tujuan komunikasi tercapai melalui penggabungan dari alat atau media yang bervariasi seperti teks, gambar, video dan sebagainya. Melalui sosialisasi ini diharapkan orang tua lebih sadar akan tugasnya mengarahkan siwa agar lebih tanggap akan pengetahuan.

Maraknya berita hoax menjadi salah satu perhatian. Dengan gerakan ini tim pengabdian FKIP UNS mendorong orang tua dan guru untuk senantiasa mengawasi siswa dalam berselancar di dunia maya.

“Siapa yang memiliki peran penting dalam mengedukasi siswa? Apakah hanya tugas guru? Tentu tidak, siswa menghabiskan waktu 7 jam di sekolah dan sisanya dihabiskan di rumah. Orang tualah yang seharusnya paling memiliki andil besar dalam mengedukasi siswa,” tutur Nur Arifah.

Photo Story Siswa, Orang tua dan Guru diharapkan Menghasilkan Produk Buku berISBN

Sifat ingin tahu, kreatif, serta inisiatif merupakan beberapa hal yang menjadi dasar karakter literasi. Sebagai wujud nyata penerapan gerakan literasi berbasis multimodal tim pengabdian FKIP UNS mengajak kepada seluruh yang hadir untuk ikut serta dalam pembuatan buku melalui photo story dan keterangan yang menggambarkan foto tersebut, misalnya foto sebuah masakan dari orang tua siswa yang diberi keterangan bahan yang digunakan dan bagaimana cara membuatnya. Mungkin ini dipandang sebagai hal kecil namun ketika sebagian orang membutuhkannya, foto tersebut dapat bermanfaat dan berdampak besar bagi orang lain.

“Dengan adanya perkembangan teknologi, saya ajak guru siswa serta orang tua dan saya sendiri untuk membuat satu proyek bersama yang diharapkan dapat bermanfaat bagi orang banyak. Caranya dengan mendokumentasikan foto keseharian yang dirasa bermanfaat bagi orang lain dengan memberikan sebuah penjelasan atau caption kemudian kita kumpulkan bersama untuk selanjutnya dijadikan sebuah buku berISBN,” Ajak Nur Arifah.

Hibah Buku Sebagai Sarana Peningkatan Kemampuan Berliterasi.

Sebagai penutup kegiatan, Sosialisai tersebut diakhiri dengan hibah buku dari tim pengabdian FKIP UNS yang diwakili Nur Arifah kepada pihak SMPN 2 Sumberlawang dan SMPN 2 Miri. Buku yang dihibahkan diantaranya Soekarno Sang Guru Bangsa, Belajar Grammar dari Kisah-Kisah Jenaka, 7 Tokoh Dunia, Tak Ada Yang Tak Mungkin, dan masih banyak lagi. Diharapkan minat baca serta kemampuan berliterasi siswa meningkat dengan adanya hibah buku ini. humas-red.uns.ac.id/Ath/Isn

Skip to content