Pemanfaatan Jurnal Scopus Belum Optimal

Kendati gratis, pemanfaatan jurnal internasional Scopus pada laman http://scopus.com di kalangan mahasiswa dan dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) belum optimal. Untuk mengatasi hal tersebut, International Office (IO) UNS berencana menggelar pelatihan.

Demikian ungkap kepala IO UNS Taufiq Al Makmun kepada wartawan, Jumat (7/9). Menurutnya, pada laman Scopus pengguna bisa mendapatkan jurnal-jurnal yang berkualitas. “Kualitas artikel, jurnal, dan karya ilmiah  lainnya yang diunggah di online bisa diketahui kulitasnya melalui Scopus. Hal ini bisa dilihat dari seberapa banyak jurnal itu dibaca, diakses, dan di-citasi,” kata Taufiq.

Semakin banyak masyarakat membaca, mengakses, meyitasi, lanjut Taufiq, mengindikasikan bahwa jurnal tersebut layak dan berkualitas. “Publikasi butuh inspirasi. Jangan sampai yang kita tulis ternyata sudah ditulis orang lain. Penelitian butuh kebaruan. Jadi ini akan cukup membantu untuk publikasi internasional,” tuturnya.

Taufiq menjelaskan, tidak semua internet protocol (IP) address bisa mengakses Scopus. Hanya IP address yang berlangganan saja yang dapat menikmatinya. “Civitas akademika UNS hanya bisa mengakses Scopus menggunakan koneksi wifi di lingkungan UNS,” ujarnya.

Sementara, dosen Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Agus Dwi P. mengaku, Scopus yang disediakan UNS memiliki banyak manfaat. “Manfaatnya tak ternilai. Karena sangat membantu peneliti dalam mempublikasikan jurnalnya nanti. Kendati di Scopus hanya menyediakan abstrak tidak secara full text,” kata Agus.

Kendati hanya abstrak, lanjut Agus, itu sudah cukup untuk menjadi acuan bagi peneliti lain untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Apalagi, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) terus mendorong peningkatan publikasi internasional para peneliti di Indonesia.[]

Skip to content