Pemanfaatan Teknologi untuk Agribisnis Anggrek Ala P3BB LPPM UNS

UNS – Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Biodiversitas (P3BB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan webinar dengan tema Pemanfaatan Teknologi untuk Agribisnis Anggrek. Webinar dilangsungkan pada Rabu (24/6/2020) melalui aplikasi Zoom Meeting dan siaran langsung pada akun Youtube LPPM UNS.

Webinar ini, menghadirkan 3 narasumber utama yakni Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., Ir. Lila Natasaputa, dan Prof. Dr. Ir. Sri Hartati, M.P. Dipandu oleh Dosen Fakultas Pertanian (FP) UNS, Dr. Ir. Endang Yuniastuti, M.Si, webinar ini dihadiri lebih dari 500 peserta. Diskusi diawali dengan materi berupa Teknik Pelestarian Anggrek Alam yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sri Hartati, M.P. yang merupakan Kepala P3BB LPPM UNS dan Guru Besar FP UNS.

Prof. Sri menyatakan bahwa terdapat beberapa permasalahan potensi besar sumber daya genetik anggrek di Indonesia.
“Potensi sumber daya genetik anggrek di Indonesia, belum banyak dimanfaatkan dan adanya ancaman kepunahan,” jelas Prof. Sri.

Terdapat beberapa faktor yang berpotensi menjadi penyebab kepunahan anggrek alam seperti adanya alih fungsi lahan hutan, kebakaran hutan, tanah longsor, dan perburuan liar. Ada pun, upaya penyelamatan yang dilakukan pemerintah adalah adanya Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI) No. 7 Tahun 1999 yang melindungi jenis tanaman dan satwa yang terancam punah.

Ada pun, teknik pelestarian anggrek alam berupa pelestarian in-situ yaitu pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya atau di taman nasional. Selanjutnya, ada pelestarian ex-situ yakni pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya seperti kebun koleksi, kebun botani, dan kebun raya. Terdapat beberapa anggrek alam yang dilindungi seperti Ascocentrum miniatum, Corybas fornicatus, Dendrobium d’albertisii, Cymbidium hartinahianum dan Coelogyne pandurata.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Endang Semiarti, M.S. yang berasal dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia membahas Inovasi Bioteknologi untuk Pembuatan Anggrek Unggul. Sebuah anggrek dapat dikatakan unggul apabila jumlah bibit berlimpah dan pembungaan berlangsung secara cepat. Perlu dilakukan inovasi bioteknologi anggrek karena anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi

“Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena keindahan bunganya, keunikan bunganya, bunganya kebanyakan tahan lama dan tidak layu, beberapa bunga mengeluarkan bau harum, dan batang, daun, dan akar mengandung bahan obat,” terang Dr. Endang.

Bioteknologi anggrek dapat dilakukan secara perbanyakan massal yang terdiri dari generatif dan vegetatif. Selanjutnya dengan pembuatan sifat baru berupa varietas baru yang terdiri dari mutasi, variasi somaklonal, dan rekayasa genetika.

Terakhir, Ir. Lila Natasaputa, Owner Green Leaves Orchid, membahas Pengembangan Teknik Perawatan dan Peluang Sukses Bisnis Anggrek. Anggrek membutuhkan sinar matahari yang cukup, penyiraman, pemupukan, dan repoting.
“Kebutuhan sinar matahari disesuaikan dengan jenis anggrek. Misalnya jenis Phalaenopsis masuk kelompok teduh, sekitar 25% sinar masuk. Untuk itu diberi naungan dengan peneduhan 75%. Bisa rancang model naungan yang dapat diubah-ubah, ditambah atau dikurangi,” terang Ir. Lila.

Ketika hendak menyiram anggrek, biasanya dilakukan secara manual, waktu penyiraman disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Penyiraman dapat dilakukan dengan direndam. Sistem yang dapat diaplikasikan ketika menyiram yakni dengan sistem talang air. Ketika menanam anggrek, pilih bahan media yang kuat menahan air. Humas UNS/Zalfaa/Dwi

Skip to content