Peringati Hari Gizi Nasional, Rumah Sakit UNS Gelar Talkshow Bahas Stunting

Peringati Hari Gizi Nasional, Rumah Sakit UNS Gelar Talkshow Bahas Stunting

UNS — Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ialah dengan perbaikan gizi. Namun sayangnya permasalahan gizi masih menjadi persoalan tersendiri khususnya terkait masalah stunting. Isu stunting dalam dunia kesehatan anak-anak masih menjadi perhatian besar.  Pasalnya stunting merupakan salah satu permasalahan gizi utama pada Balita di Indonesia yang belum teratasi.

Merespon hal tersebut Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan acara Satu Jam Lebih Dekat dengan tema Yuk Gunting Poni: Cegah Stunting dengan Protein Hewani. Acara ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2023.

Acara yang diselenggarakan secara daring melalui Live Streaming YouTube Rumah Sakit UNS pada Jumat (27/1/2023), menghadirkan narasumber dr. Maria Galuh K.S., Sp.A.,M.Kes. selaku Dokter Spesialis Anak RS UNS dengan dipandu oleh Host Banun Ma’rifah Fathsidni, S.Gz, selaku Ahli Gizi RS UNS.

“Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Sebelum mendiagnosis si anak menderita stunting, kita harus melihat parameter yang lain. Karena dengan melihat parameter yang lain, ketika si anak memang menderita stunting akan menambah referensi kita bahwa stunting tersebut terjadi karena nutrisi atau karena hal yang lain. Dengan demikian, kita dapat memberikan penanganan lanjutan yang tepat,” ujar dr. Maria Galuh. 

Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang, dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.

dr. Maria Galuh menambahkan bahwa stunting dapat memberikan dampak jangka panjang dan jangka pendek. Dampak jangka pendek seperti meningkatkan angka kesakitan dan kematian dan risiko menderita berbagai penyakit infeksi. Adapun dampak jangka panjang yakni menurunkan kemampuan kognitif dan rendahnya Intelligence Quotient (IQ) dan kapasitas fisik.

Cara Mencegah Stunting

Sebagaimana yang diungkapkan dr. Maria Galuh, cara mencegah stunting dengan rutin mengontrol kehamilan untuk ibu hamil, memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang bervariasi secara tepat waktu, adekuat, aman dan higienis serta dengan cara yang benar, rutin menimbang berat badan (BB) dan mengukur panjang atau tinggi badan (TB) dan lingkar kepala dengan cara yang benar setiap bulannya, serta memperhatikan durasi tidur anak yang harus sesuai usianya.

“Lebih lanjut juga memberikan ASI ekslusif selama enam bulan. MPASI harus mengandung sumber karbohidrat 35-55% dari total kebutuhan kalori, memprioritaskan pemberian protein hewani 10-15%, sumber lemak 30-45%, dan sayur atau buah sedikit saja sebagai pengenalan. Kemudian memperhatikan aktivitas fisik sesuai usia. Serta jika kenaikan berat badan anak tidak adekuat, maka segeralah berkonsultasi ke dokter,” terang dr. Maria Galuh.

Pentingnya Protein Hewani Mencegah Stunting

Protein hewani penting untuk mencegah stunting karena mengandung asam amino esensial yang lengkap dan berkualitas tinggi.

“Protein hewani tidak hanya efektif memperbaiki kualitas makanan. Tetapi juga status gizi, serta luaran kesehatan lain seperti pertumbuhan, fungsi kognitif, aktifitas fisik, dan performa sekolah di negara berkembang. Pastikan setiap kali makan, selalu ada sumber protein hewani untuk mencegah stunting,” jelas dr. Maria Galuh.

dr. Maria Galuh turut mengajak para ibu untuk mencegah stunting dengan memberikan protein hewani pada anak.

“Namun, bukan berarti protein nabati tidak penting. Tetapi dalam arti stunting untuk meningkatkan tumbuh kembang anak yang optimal, dititikberatkan pada protein hewani. Dengan begitu, pertumbuhan kognitif anak-anak kita dapat optimal di kemudian hari,” pungkas dr. Maria Galuh. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content