Peserta Javanese Diaspora Senang Berkumpul di UNS

UNS – Kebudayaan yang berasal dari kata ‘budi’ dan ‘daya’ yang berarti cipta, rasa, dan karsa terus melekat dan hidup dalam tubuh dan pikiran manusia. Begitu pula budaya Jawa yang terus melekat dalam benak keturunan Jawa yang kini tinggal di berbagai belahan dunia. Mereka tetap bangga menjadi keturunan Jawa, bahkan mau merogoh kocek cukup dalam hanya untuk melepas rindu dan bertemu ‘sedhulur Jawa’ dari berbagai belahan bumi yang berbeda di acara UNS Javanese Diaspora 2019 yang diselenggarakan pada 20-23 Juni 2019  di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Penyelenggaraan acara UNS Javanese Diaspora ini diinisiasi oleh LPPM UNS yang bekerjasama dengan Paguyuban Javanese Diaspora Network: Ngumpulke Balung Pisah (JDN) serta Pemerintah Kota Surakarta. Ketua Panitia Kegiatan, Setyo Budi mengatakan, Diaspora ini secara kesejarahan merupakan keturunan dari orang-orang Jawa yang di masa lampau melakukan migrasi ke berbagai negara.

Acara tersebut diikuti oleh 289 peserta yang terdiri dari 123 peserta asal Malaysia, 38 peserta asal Belanda, 26 peserta asal Singapura, 51 peserta asal New Caledonia, 6 peserta asal Suriname termasuk Duta Besar Suriname untuk Indonesia, dua peserta asal Cina, satu peserta asal Amerika Serikat, dan 21 peserta Diaspora Jawa dari pulau-pulau lain di Indonesia.

Lucia dan Toemidjan, pasangan suami istri asal Belanda ini mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini. Mereka mengaku rindu akan tanah kelahiran leluhur mereka di Jawa. Lucia mengatakan simbahnya asal Purwokerto sedangkan Toemidjan kakeknya berasal dari Banyumas dan neneknya berasal dari Magelang.

Kecintaan Toemidjan terhadap Jawa kemudian mengantarkannya sebagai penyiar di Radio Brabantse Kumpul yang dapat diakses melalui internet. Toemidjan yang fasih berbahasa Jawa ngoko dan krama alus ini membawakan acara berbahasa Jawa, tentunya sekaligus memutar lagu-lagu Jawa seperti campursari. Radio tersebut memiliki segmentasi pendengar mayoritas Diaspora Jawa dari Suriname, Belanda, dan negara lain.

Peserta lain asal Malaysia, Ramlah, mengatakan alasan terbesar kedatangannya mengikuti kegiatan Javanese Diaspora ini karena ingin menjalin silaturahmi dengan sedhulur Jawa se-dunia.

“Nilai Jawa yang harus dipupuk oleh generasi muda adalah semangat gotong royong, saya sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan UNS ini, agar Diaspora Jawa tidak lupa akan leluhurnya,” ungkap Ramlah.

UNS sebagai universitas yang menjunjung tinggi budaya Jawa tidak lepas tangan, bahkan mendukung penuh adanyaDiaspora Jawa ini. “Kami berharap jaringan paseduluran Diaspora Jawa akan berlanjut dengan kerjasama dalam bidang pengembangan institusi, jaringan, pendidikan, sumber daya manusia, dan sosial budaya,” ungkap Rektor UNS, Prof Jamal. HUMAS UNS/Isna

Skip to content