Presiden Putin Absen di KTT G20 Bali, Pengamat Strategi dan Pertahanan UNS: Peluang Beliau Hadir Sangat Tipis

Presiden Putin Absen di KTT G20 Bali, Pengamat Strategi dan Pertahanan UNS: Peluang Beliau Hadir Sangat Tipis

UNS — Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November 2022 telah usai. Sebanyak 17 kepala negara anggota G20 hadir langsung di Pulau Dewata untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang kondusif salah satunya membahas terjadinya krisis pangan dan energi.

Namun, forum utama kerja sama ekonomi internasional negara-negara perekonomian besar di dunia tersebut tidak “terasa lengkap” akibat ketidakhadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Padahal, kehadiran Putin diharapkan pengamat politik internasional dapat memberikan solusi dan secercah cahaya akan perang tak berkesudahan Rusia dan Ukraina yang berimplikasi pada krisis pangan dan energi.

Pengamat Strategi dan Pertahanan Program Studi (Prodi) S-1 Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Fahmi, S.IP, M.Si, mengatakan bahwa absennya Putin di KTT G20 Bali sudah diperkirakan pengamat politik internasional.

Pasalnya, ketegangan politik dan keamanan yang berakhir dengan serangan militer ke Ukraina pada bulan Februari yang lalu secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada faktor keamanan mantan agen KGB (badan intelijen Uni Soviet) ini.

“Sebenarnya jika kita mau menggunakan game theory dalam memperkirakan probabilitas atau kemungkinan kejadian yang akan terjadi, berikut dengan semua perhitungan kondisi dan dampaknya, opsi Putin bisa hadir di Bali memang masih ada, tapi memang sangat tipis sekali,” jelas Lukman dalam keterangan tertulisnya yang diterima uns.ac.id, Sabtu (19/8/2022).

Dampak kehadiran Putin di KTT G20 Bali

Lukman menjelaskan bahwa kehadiran Putin -yang berkorelasi juga dengan kemungkinan kedatangan  Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy- sebenarnya memunculkan beberapa opsi.

Opsi pertama adalah Putin dan Zelenskyy sama-sama hadir di Bali namun tidak duduk atau berada dalam waktu dan tempat yang sama.

Opsi kedua adalah salah satu dari Putin atau Zelenskyy hadir di Bali tapi dengan catatan akan berdampak pada penilaian masyarakat global dan keamanan dua kepala negara tersebut.

Sementara opsi ketiga adalah Putin dan Zelenskyy sama-sama tidak hadir dan keduanya mengutus perwakilan -seperti duta besar.

“Jadi, kehadiran maupun ketidakhadiran Putin dan Zelenskyy memang masing-masing memiliki kondisi dan dampak yang berbeda,” jelas Lukman.

Tergantung agenda KTT G20

Lebih lanjut, Lukman menjelaskan bahwa kehadiran Putin pasti mempunyai dampak yang bisa saja bernilai positif atau malah berakhir negatif.

Dalam hal ini, ia menduga bahwa Rusia setidaknya memiliki kalkulasi tersendiri apabila kepala negaranya hadir tidak akan berpengaruh banyak dalam proses mediasi antara Rusia dengan Ukraina mengingat agenda utama KTT G20 Bali bukan untuk membahas konflik kedua negara.

“Jika kita berbicara apakah kehadiran Putin dalam G20 Bali 2022 ini bisa berpengaruh signifikan atau tidak, maka kita harus bisa menilai dalam kerangka dan sudut pandang seperti apakah kesimpulan signifikan tersebut bisa ditarik,” tuturnya.

Lukman menambahkan, kehadiran Putin sangat diperlukan dan akan berdampak signifikan apabila agenda utama, agenda pokok, dan mungkin agenda wajib KTT G20 Bali adalah untuk memediasi konflik Rusia dan Ukraina.

Bila hal tersebut tidak terjadi -seperti pada KTT G20 Bali yang baru saja usai- artinya kehadiran Putin tidak terlalu memengaruhi jika memang ada kesepakatan bersama di luar agenda mediasi konflik Rusia dan Ukraina.

Di samping itu, Lukman juga memberi tanggapan seputar pendapat pengamat politik internasional yang menilai Putin tidak enak hati merepotkan Indonesia apabila ia datang.

Menurut Lukman, terlepas dari masalah itu yang sebenarnya menjadi pertimbangan Rusia hanya mengutus Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Menteri Keuangan Anton Siluanov adalah keamanan dan pembahasan proses mediasi konflik Rusia dan Ukraina.

“Karena dua hal ini menjadi faktor yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel pekewuh saja. Pun misal KTT G20 tahun ini tidak berlangsung di Bali, saya menilai opsi-opsi probabilitas yang saya katakan di atas akan tetap menjadi pertimbangan mutlak bagi Rusia,” pungkas Lukman. Humas UNS

Reporter: YCA Sanjaya
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content