Prodi Arsitektur UNS Gelar Kuliah Tamu Kewirausahaan

UNS-Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kuliah umum kewirausahaan. Kegiatan tersebut berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan siaran langsung kanal Youtube pada Jumat (16/10/2020). Prodi Arsitektur FT UNS menghadirkan Ir. Jarot Trisunu, M.M., Ketua Umum Ikatan UKM Bisnis Indonesia (IKUBI) dan Prof. Marsudi Wahyu K., Dewan Komisaris Telkom.

Dalam materinya, Prof. Marsudi menyampaikan tentang pergeseran dunia usaha pasca Covid-19 serta cara menghadapinya. Ia menyampaikan bahwa perang dunia digital sudah masuk ke dalam banyak aspek kehidupan.
“Dunia digital termasuk ekonomi digital saat ini sudah merambah ke berbagai sektor yang ada di dunia. Sektor tersebut antara lain Kesehatan, pertanian, keuangan, pariwisata, industri, pendidikan, hingga perkotaan serta mobilitas masyarakat. Semua bidang berhadap hadapan dengan teknologi digital,” terang Prof. Marsudi.

Prof. Marsudi juga memaparkan bahwa saat ini terjadi perubahan bisnis yang pesat untuk mempertahankan nadi di era digital.
“Terdapat dua ketegori bisnis saat ini yaitu bisnis yang terganggu dan direformasi oleh digital dan bisnis yang belum terganggu. Pada akhirnya hanya perusahaan yang adaptif terhadap perubahan yang akan bertahan dan memenangkan persaingan. Contoh beberapa perusahaan yang saat ini berkembang pesat karena perubahan teknologi antara lain Netflix, Grab, dan Gojek,” terangnya.

Sebelum menutup materi, Prof. Marsudi memberikan pesan bagi mahasiswa agar siap menghadapi era 4.0.
“Dari sisi pendidikan harus diubah kalau sekarang pendidikan menghasilkan seseorang yang memiliki kemampuan teknis tinggi tidak cukup lagi. Ke depan kita harus menghasilkan inovator-inovator karena pekerjaan-pekerjaan teknis akan digantikan oleh robot atau mesin. Yang tidak bisa digantikan oleh mesin adalah kreativitas sehingga pendidikan ke depan harus mengarah ke kreativitas karena saat ini pendidikan kita membentuk mental sebagai pegawai,” imbuhnya.

Kemudian, pembicara kedua yaitu Ir. Jarot Trisunu, M.M. menyampaikan bahwa era digital artinya menandakan bebasnya era perdagangan. Akan banyak peluang dan tantangan bisnis yang harus dihadapi pada era ini.
“Kebebasan dan kecepatan informasi merupakan salah satu faktor penyebabnya. Namun, dalam menghadapi era digital ini, seorang pebisnis harus memiliki strategi untuk terus bertahan. Sebelum itu pebisnis harus bisa memetakan apa saja tantangan yang akan dihadapi,” terangnya.

Jarot menambahkan bahwa masyarakat senantiasa berubah atau merasa bosan terhadap suatu hal sehingga memiliki keinginan yang cukup kompleks. Hal ini menjadi tantangan karena menuntut pemilik bisnis untuk lebih memutar otak serta berinovasi dalam menciptakan produk atau jasa.
“Pemilik bisnis juga dituntut untuk berpikir out of the box agar dapat menghasilkan sesuatu yang unik dan tidak biasa. Namun, tantangan ini justru bisa bermanfaat di masa depan karena usaha-usaha yang dilakukan pemilik bisnis untuk terus berinovasi akan meningkatkan pengetahuan mengenai pasar serta produk,” tembahnya.

Pada akhir materi, Jarot menyampaikan bahwa dasar kerja dari creativepreneur adalah sebuah kreativitas. Kreativitas tersebut yang akan menuntun seseorang untuk memulai konsep bisnisnya kemudian mengeksekusi menjadi bisnis nyata.

“Creativepreneur adalah seseorang yang menuangkan bakat kreativitasnya menjadi bisnis. Semua harus dilakukan dengan konsisten, fokus, tekun, ketangguhan, dan berdoa,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content