Prodi DKV FSRD UNS Jajaki Kerja Sama dengan Prodi DKV ISI Surakarta

UNS — Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjajaki kerja sama dengan Prodi DKV FSRD Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Kabar penjajakan kerja sama ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Prodi (Kaprodi) DKV FSRD UNS, Andreas S. Widodo, S.Sn., M.Hum kepada uns.ac.id, Jumat (5/2/2021).

Mengawali penjajakan kerja sama antara kedua Prodi, Kaprodi DKV FSRD UNS Andreas S. Widodo, S.Sn., M.Hum mengunjungi Kampus FSRD ISI Surakarta, Mojosongo.

Dalam kunjungannya, Andreas S. Widodo, S.Sn., M.Hum diterima oleh Wakil Dekan I FSRD ISI Surakarta, Much. Sofwan Zarkasi, S.Sn., M.Sn dan Kaprodi DKV FSRD ISI Surakarta, Asmoro Nurhadi Panindias, S,Sn., M.Sn di Ruang Rapat lantai 2 Gedung V.

Ia mengatakan kerja sama yang dijalin dengan Prodi DKV FSRD ISI dimaksudkan untuk mengimplementasikan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang telah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim.

“Fokus dari kerja sama DKV UNS-ISI terkait masalah kerja sama untuk pelaksanaan/ implementasi kurikulum MBKM. Kerja sama ini membutuhkan sistem akademik yang terbuka terkait pelaksanaan MBKM, yaitu 20 SKS untuk pertukaran mahasiswa,” jelas Andreas.

Ia menerangkan pihaknya tengah mengkoordinasikan masalah sistem akademik yang terbuka. Karena, baik dari Prodi DKV FSRD UNS maupun ISI Surakarta, sampai saat ini masih menggunakan sistem akademik yang tertutup dan hanya untuk keperluan internal kampus.

Kerja sama ini disebut Andreas sebagai sebuah kolaborasi. Alasannya, Prodi DKV FSRD UNS maupun ISI Surakarta memiliki ciri khas masing-masing dalam bidang seni.

“Meskipun sama-sama Prodi DKV, antara UNS dan ISI memiliki ciri khas tersendiri. Karena budaya yang dibangun masing-masing perguruan tinggi berbeda. ISI Surakarta dibangun dengan budaya dalam lingkungan seni yang kuat. Sedangkan, UNS dibangun dengan budaya selain seni juga lintas keilmuan lain yang kuat,” ujarnya.

Saat ditanya mengenai poin-poin penjajakan, Andreas menyampaikan ada 5 hal yang dibicarakan. Yaitu, perancangan sistem rekognisi bersama terkait pertukaran mahasiswa, sistem penyamaan beban SKS, keunikan/ spesifik mata kuliah tertentu, penilaian, dan teknis perkuliahan.

Andreas secara khusus mengharapkan lewat penjajakan dengan Prodi DKV FSRD ISI Surakarta dapat terjalin hubungan yang baik dalam kebersamaan membangun kultur Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang seni dan desain.

“Bersama memberikan kontribusi untuk memajukan pendidikan desain di Indonesia,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content