Prodi Ilmu Tanah UNS Adakan Climate Change Camp bagi Siswa SMA/Sederajat

UNS — Riset Grup (RG) Pembangunan Pertanian Berbasis Karakteristik Tanah-Lahan Setempat Program Studi (Prodi) Ilmu Tanah Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta adakan Climate Change Camp bagi siswa-siswi SMA/sederajat di wilayah Solo Raya. Kegiatan ini bekerja sama dengan SMK Negeri 2 Karanganyar dengan agenda utama pemberian materi perubahan iklim. Para siswa turut melihat pemeragaan alat peraga pendidikan perubahan iklim.

Perubahan iklim sudah bukan hal yang tabu dalam kehidupan saat ini. Seluruh kalangan masyarakat telah mengetahui dan merasakan perubahan-perubahan kondisi cuaca di bumi saat ini. Butuh banyak upaya dan bersama-sama untuk tidak memperparah keadaan. Peran generasi muda untuk ikut serta menjaga alam mendorong diadakannya camp ini.

Kegiatan yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Jauhari Syamsiyah, M.P., ini dilaksanakan pada Kamis (28/9/2023) dan Jumat (29/9/2023) di Mojosemi Camping Ground, Sarangan, Magetan. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta dengan pembicara yang sangat luar biasa, yaitu Dr. James MacGregor dari Ecoplanet, Canada dan Dr. Anurita Selvarajoo dari University of Nottingham, Malaysia.

Dr. James MacGregor merupakan seseorang yang memiliki pengalaman hampir 40 tahun sebagai perencana, pemasar, pendidik, dan pelatih pariwisata berkelanjutan di 38 negara Asia/Pasifik selatan, Amerika, dan Afrika/Samudera Hindia. Sedangkan Dr. Anurita Selvarajoo merupakan dosen dari Prodi Teknik Sipil, University of Nottingham, Malaysia.

“Kegiatan hari pertama diawali dengan acara pembukaan. Para siswa diberikan pemaparan materi dan alat peraga. Beberapa alat peraga yang ditunjukkan yaitu Green House Effect Simulator, Elklamp, Ecoprint Batik Cap, Point of Green, dan Aquasos,” kata Prof. Jauhari dalam siaran pers yang dikirim ke uns.ac.id, Jumat (13/10/2023).

Green House Effect Simulator merupakan alat peraga yang menampilkan dua kondisi lingkungan yang berbeda. Alat ini memunculkan perbedaan kondisi suhu, kelembapan, dan pengaruhnya terhadap lingkungan karena adanya pemanasan global. Elklamp merupakan alat peraga yang menggunakan perubahan warna lampu sebagai indikasi perubahan iklim.

Ecoprint Batik Cap merupakan salah satu contoh wujud kegiatan dan kreativitas yang dilakukan untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, yaitu dengan prinsip recycle. Point of green merupakan alat peraga pendidikan yang difabrikasi dari bahan bekas pakai dan didukung dengan teknologi berupa kode QR yang dapat di scan dan memunculkan informasi terkait perubahan iklim. Terakhir aquasos, yaitu alat peraga pendidikan untuk mengilustrasikan konsep dan praktik terhadap perubahan iklim.

Acara kian seru ketika malam hari dengan api unggun dan beberapa permainan. Camp kemudian diakhiri dengan penutupan pada hari kedua. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para generasi muda terhadap adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Sehingga diharapkan kedepan generasi muda dapat menularkan kesadaran tersebut terhadap orang di sekitarnya. Mereka juga diharapkan dapat paham tindakan apa yang harus dilakukan terutama dalam kehidupan sehari-hari.

“Dari survei yang dilakukan pasca acara, hasil menunjukkan respon yang positif. Terlihat adanya perubahan sudut pandang siswa terhadap perubahan iklim. Diharapkan dampak ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” terang Prof. Jauhari.

Humas UNS

Reporter:  R. P. Adji

Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content