Prodi PKh UNS Undang Sutradara dari Washington DC

UNS — Program Studi (Prodi) Pendidikan Khusus (PKh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggandeng sutradara Ucu Agustin yang kini berdomisili di Washington DC untuk menonton bersama dan diskusi mengenai film yang berjudul Sejauh Kumelangkah. Acara digelar pada Kamis (7/1/2021) lalu melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting.

Acara diawali dengan sambutan dari Dekan FKIP UNS, Dr. Mardiyana, M.Si. yang mengapresiasi Prodi PKh dan sutradara Ucu Agustin yang berkenan hadir pada kesempatan ini.
“Apresiasi saya haturkan pada Prodi PKh dan Ibu Ucu Agustin yang telah berinisiatif memutar film yang mengandung nilai-nilai inklusif ini,” jelas Dr. Mardiyana.

Setelah sambutan, sesi dilanjutkan dengan acara inti berupa menonton film bersama. Lebih dari 150 orang yang ikut serta dalam acara menonton film dan diskusi bersama Ucu Agustin ini. Mereka berasal dari Dosen PKh, mahasiswa PKh, guru Sekolah Luar Biasa (SLB), dan umum.

Uniknya, film dokumenter berdurasi 34 menit ini memiliki versi inklusif yang dapat dinikmati oleh tunanetra karena terdapat deskripsi suara. Terdapat pula closed caption atau keterangan yang tertera sepanjang film saat diputar agar penonton tuli juga dapat menonton dan memahami alur cerita dari film dokumenter yang berhasil menyabet Piala Citra pada tahun 2019 lalu untuk kategori dokumenter film pendek terbaik.

Setelah pemutaran film yang mengisahkan persahabatan antara Dea dan Salsa, acara dilanjutkan diskusi moderator dengan sutradara Ucu Agustin. Dalam diskusi, ketika menggarap film ini, Ucu mengaku ingin mengangkat isu inklusif agar lebih diperhatikan. Hal ini tergarap dan tertuang dengan apik pada film dokumenter Sejauh Kumelangkah dengan tema persahabatan. Walau tergolong sukses, tentu terdapat pengorbanan yang dilakukan Ucu untuk menggarap film ini seperti harus bolak-balik antara Indonesia – Amerika selama proses pembuatan film berlangsung. Namun, itu semua terbayar tuntas dengan suksesnya film Sejauh Kumelangkah.

Sepanjang sesi berlangsung, terdapat pula juru bahasa isyarat agar peserta tuli dapat mengikuti diskusi dengan baik. Acara yang digelar Prodi PKh ini, tergolong inklusif karena semua peserta dengan latar belakang difabel yang berbeda dapat menyimak dengan baik karena fasilitas yang disediakan. Setelah sesi diskusi dengan moderator , dibuka sesi tanya jawab dengan peserta. Acara berakhir dengan foto bersama. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content