Prodi S-2 IKM Bahas Promosi Kesehatan Berbasis NLP

UNS-Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Sebelas Masyarakat (UNS) Surakarta menyelenggarakan webinar pada Sabtu (4/7/2020) melalui aplikasi Zoom Meeting dan siaran langsung pada kanal Youtube. Webinar tersebut bertemakan Penerapan Konsep Trans Theorethical Modal pada Promosi Kesehatan Berbasis Neuro-Linguistic Programming (NLP). Kegiatan yang dimoderatori oleh dr. Farahdila Mirshanti ini menghadirkan 2 narasumber yakni Kepala Prodi S-2 IKM, Prof. Bhisma Murti dan Dr. Hanung Prasetya dari Poltekkes Kemenkes Surakarta.

Webinar ini diikuti oleh lebih dari 500 peserta aktif pada aplikasi Zoom Meeting dan sekitar 200 peserta pada siaran di kanal Youtube yang berasal dari berbagai perguruan tunggi. Turut hadir pula Direktur Pascasarjana UNS, Prof. Sutarno yang sekaligus memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Prof. Sutarno mengapresiasi Prodi S-2 IKM serta seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam webinar ini. Ia juga menyampaikan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

“Di tengah pandemi memang perlu cara untuk membuat masyarakat sadar dalam melakukan perubahan. Bagi kalangan akademisi, tidak hanya terkait kesehatan saja, namun juga perubahan yang kita ikuti agar kondisi di kampus dalam pembelajaran, penelitian, pengabdian ini sesuai dengan protokol sehingga kesehatan terjaga. Perubahan perilaku tidak begitu mudah karena harus melalui tahapan, dari rencana kemudian pemahaman sampai ada action hingga mempertahankan,” jelasnya saat memberikan sambutan.

Tema webinar ini relevan dengan pandemi karena pemerintah menyadari tentang pentingnya upaya-upaya preventif dan promotif terhadap terjadinya penyakit. Khususnya Covid-19. Jika tidak ditekankan pada tindakan preventif dan promotif, dapat berimbas pada pelayanan kesehatan yang kewalahan dalam menampung pasien Covid-19.

Dalam materi yang disampaikan oleh Prof. Bhisma Murti, ia menyampaikan bahwa promosi kesehatan yakni proses untuk memberdayakan individu, kelompok, dan masyarakat. Tujuannya agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada populasi atau masyarakat dan juga mampu mengendalikan sumber daya yang ada untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Trans-Theoritical Model atau TTM untuk promosi kesehatan merupakan model biopsikososial yang memadukan berbagai teori perubahan perilaku yang mendeskripsikan tahap-tahap perubahan perilaku dan memberikan strategi untuk melakukan perubahan perilaku. TTM meliputi 4 konstruk utama yaitu tahap-tahap perubahan, keseimbangan pengambilan keputusan, proses perubahan, dan efikasi diri,” paparnya.

Selain itu, Trans-Theoritical Model juga mengintegrasikan sejumlah teori, tiga di antaranya yaitu theory of planned behaviour, social cognitive theory, dan health belief model. Prof. Bhisma juga memaparkan bahwa pada theory of planned behaviour, perilaku tidak terjadi mendadak atau instan tetapi diawali dengan niat atau rencana.

“Lalu pada social cognitive theory, perilaku dibentuk melalui pembelajaran observasional, orang berbuat sesuatu dari melihat atau mengamati orang lain serta sekelilingnya. Pada health belief model ini menyatakan bahwa perilaku sehat dipengaruhi beberapa konstruk, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan untuk melakukan perilaku tersebut. Hubungan ketiganya disebut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi atau disebut sebagai reciprocal determinism,” tambahnya.

Pada materi yang disampaikan oleh Dr. Hanung Prasetya, Ia membahas mengenai aplikasi neuro-linguistic programming dan hipnosis untuk meningkatkan efektivitas upaya promosi kesehatan. Neuro-linguistic programming dapat disebut sebagai teknologi yang mempelajari struktur internal seseorang dan cara struktur tersebut bisa didesain untuk tujuan yang bermanfaat bagi orang tersebut.

“Dalam NLP juga disinggung mengenai Trans-Theoritical Model yang artinya seseorang dengan model internal yang tidak sesuai keinginannya dapat memodel atau mencontoh model internal sesuai yang diinginkan. Dunia internal seseoranglah yang mempengaruhi pengalamannya di dunia eksternal, jadi prinsip sederhananya adalah mendesain secara subyektif dunia internal seseorang untuk menghasilkan hasil yang diinginkan di dunia eksternal,” jelas Hanung.

Neuoro sendiri merupakan cara berpikir, cara mengambil informasi dari dunia luar, cara memfilter, cara memproses informasi, cara memproduksi tindakan dan sebagainya. Dalam neuro terdapat berbagai hak yang menjadi referensi seseorang untuk berpikir dan bertindak, hal ini yang disebut peta realita dan model dunia. Keduanya berdasarkan apa yang pernah dipelajari dan diketahui seseorang dalam hidupnya, oleh karena sifatnya subyektif.

“Linguistik adalah bahasa, cara memproses bahasa yang diinderakan dan bahasa yang digunakan baik secara internal atau eksternal. Bahasa ini mempengaruhi pikiran dan bahasa, juga dapat dipengaruhi oleh cara berpikir. Kemudian programming merupakan berbagai program atau strategi kita dalam berpikir dan berperilaku, ini adalah tahapan dalam berpikir dan bertindak,” imbuhnya.

Terdapat strategi yang efektif dan ada juga yang kurang efektif, perubahan hasil tergantung dari program atau strategi seseorang. Secara singkat NLP bisa dikatakan teknologi berpikir, berbahasa, dan berstrategi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Humas UNS

Skip to content