Search
Close this search box.

Prodi S-3 PBI UNS Latih Guru SD di Kota Surakarta Kembangkan Komik Digital Tematik Peduli Sosial

UNS — Program studi doktoral (S-3) Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan pembuatan komik digital untuk guru Sekolah Dasar (SD) di Surakarta. Pelatihan tersebut diikuti oleh 20 guru SD terpilih di Kota Surakarta.

Kedua puluh guru tersebut mengikuti pelatihan secara luring yang diadakan di Gedung Dinas Pendidikan Kota Surakarta. Dalam pelatihan tersebut, para guru yang notabene adalah guru penggerak mendapatkan materi seputar bagaimana membuat komik digital.

Kepala Seksi Manajemen dan Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Drs. Priyono, M.Pd. mengaku sangat senang dengan acara ini. Beliau menjelaskan bahwa acara ini sejalan dengan program Sekolah Penggerak yakni dengan melatih kemampuan digital para guru.

“Saya sangat senang dengan adanya pelatihan ini karena program Sekolah Penggerak ini mengharuskan guru melek digital. Pas sekali karena ini membuat komik secara digital. Hal ini bisa meningkatkan kemampuan para guru di Kota Surakarta,” ujarnya pada Kamis (16/6/2022).

Guru-guru tersebut dilatih oleh tim dari S-3 PBI UNS yang diketuai oleh Prof. Dr. Andayani, M.Pd. Pelatihan dimulai dengan pemberian materi bagaimana membuat cerita untuk komik yang disesuaikan dengan karakter anak-anak SD.

Dalam pelatihan tersebut, cerita komiknya ditentukan tema khusus yakni “Peduli Sosial”. Tidak asal-asalan, tema ini diambil sebagai tema komik pelatihan berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh tim. Hasil riset menunjukkan bahwa karakter peduli sosial anak-anak SD menurun semenjak pandemi. Hal tersebut terlihat dari kurang pedulinya anak-anak SD dengan sesamanya saat pembelajaran luring dimulai.

“Anak-anak ini kan sudah lama di rumah, nggak boleh ke mana-mana selama pandemi jadi berdasarkan hasil riset kami anak-anak cenderung individualistisnya tinggi. Mereka akhirnya kurang peduli dengan orang lain di sekitar mereka. Akhirnya kami mengangkat tema ini dalam pembuatan komik,” jelas profesor yang sering disapa Prof. Anda ini.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa kriteria cerita pada komik untuk anak berbeda dengan cerita untuk remaja atau dewasa. Cerita komik untuk anak harus menggunakan bahasa yang sederhana namun kompleks. Kesederhanaan tersebut ditandai dengan wacana yang baku, kualitas cerita yang tinggi, tetapi tidak  rumit. Selain itu, cerita untuk anak SD harus lebih komunikatif. Cerita tersebut selain digunakan untuk hiburan, digunakan juga untuk pendidikan moral.

Tidak hanya diajari membuat cerita, para peserta juga diberi materi tentang visual komik. Materi ini disampaikan oleh dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS, Lalita Gilang, S.Sn., M.Ds. Beliau memaparkan komponen-komponen yang terdapat dalam komik serta tips dan trik membuatnya.

Setelah menyimak materi tentang cerita dan visual komik, peserta pelatihan ini langsung praktik membuat komik digital tematik peduli sosial. Setiap peserta membuat satu cerita lengkap dengan visualnya yang terwujud dalam beberapa panel. Hasil produksi peserta pelatihan ini akan dijadikan komik kolektif dan diterbitkan oleh pihak S-3 PBI UNS. Dengan demikian, karya para guru tidak berhenti setelah pelatihan usai, tetapi bisa menjadi sebuah karya yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah masing-masing. Humas UNS

Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti

Scroll to Top
Skip to content