Prodi S2 Seni Rupa FSRD UNS Bahas Peran Milenial dalam Industri Kreatif Online Saat dan Pasca Pandemi Covid-19

UNS – Program Studi (Prodi) S2 Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar dengan tema Peran Milenial dalam Industri Kreatif Online Saat dan Pasca Pandemi Covid-19 pada Kamis (14/5/2020). Acara dibuka dengan sambutan Dekan FSRD UNS yakni Dr. Rahmanu Widayat, M.Sn. yang mendukung terselenggaranya acara webinar ini agar ke depannya dapat dilakukan secara periodik. Juga, Kaprodi S2 Seni Rupa yang juga merupakan ketika penyelenggaran acara Inu yakni Lu’lu’ Purwaningrum, S.Sn., M.T. Ph.D menerangkan bahwa acara ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kreatif generasi milenial agar dapat terjun ke dunia industri kreatif.

Acara yang digelar untuk menumbuhkan kesadaran milenial dalam industri kreatif ini, menghadirkan dua narasumber yakni Ahmad Adib, Ph.D. selaku dosen FSRD UNS, owner Lestude Group, dan juga Pakar Visual Branding. Pembicara yang lain adalah Ario Tamat yang merupakan CEO dan founder Karyarasa.Com dan Praktisi Start Up.

Ario, selaku pembicara pertama menceritakan bagaimana ia membangun platform Karyarasa dan Ohdio.fm miliknya yang telah mengalami jatuh bangun. Pada awal kali merintis start up maupun sebuah platform, Ario berpesan agar tidak merasa sudah tahu segalanya di awal sehingga meremehkan dan bahkan tidak melakukan research dari user. Ide adalah kunci, selanjutnya perlu melakukan eksperimen.

“Ide yang ada dibikin eksperimen, lalu diukur bagaimana respon orang. Dari situ dapat data yang bisa dipelajari supaya bisa mengembangkan ide,” terang Ario.

Selanjutnya, ketika telah membenahi sistem dan mendapatkah hasil dari eksperimen, perlu untuk memperhatikan umpan balik yang diberikan oleh user maupun creator yang mengisi platform. Hal ini perlu dilakukan agar tercipta rasa nyaman dan keberlangsungan platform itu sendiri. Tak kalah penting, fokus juga diperlukan guna hasil yang maksimal.

“Mau sejago apa kita membagi waktu, tetep aja kalau kita fokus ke satu hal hasilnya lebih baik dan kalau bisa fokus, fokuslah ke hal yang baik,” terang Ario.

Pada diskusi sesi pertama, Ario juga menekankan pentingnya ekseskusi ide supaya tidak hanya menjadi wacana, dalam hal ini berpikir aksi kreatif dapat tercipta.

Beralih ke pembicara selanjutnya yakni Ahmad Adib, Ph.D. Pria yang akrab disapa Adib ini menuturkan peluang bisnis kreatif saat dan pasca pandemi Covid-19.

“Saat Covid-19 maupun pasca Covid-19, banyak perubahan pola pikir dan pola konsumsi konsumen. Misal sebelum Covid-19 konsumen membeli sesuai keinginan namun setelah Covid-19 berdasarkan kebutuhan. Terjadi selektifitas dalam membelanjakan,” jelas Adib.

Pada masa pandemi seperti ini, konsumen akan lebih rasional ketimbang emosional dalam membeli sesuatu. Perubahan pola pikir ini lah yang harus dipertimbangkan.

Adib juga mengingatkan bahwa dalam industri kreatif, sebaik apapun produk yang dihasilkan akan tidak berarti apabila tidak dipasarkan secara kreatif. Pada industri kreatif sendiri, menurut Adib ada dua unsur yang berperan penting di dalamnya yakni perempuan dan orang muda.

Terkait bisnis kreatif, perlu untuk memikirkan pemasaran secara daring karena pada masa kini hampir semua berbasis teknologi. Tak lupa, untuk melakukan survei terhadap kebutuhan pasar seperti apa. Gunakan riset psikologi untuk mengetahui apa yang diinginkan masyarakat.

Adib juga mengatakan bahwa akan selalu ada perubahan dan mau tidak mau harus dapat mengikuti. Perubahan tidak bisa dihindari sama halnya ketika memasuki era ekonomi kreatif. Apabila seseorang tidak siap dengan perubahan, maka ia harus siap untuk tertinggal. Humas UNS/Zalfaa

Skip to content