Prodi Sastra Indonesia UNS Adakan Pelatihan Industri Kreatif Kebahasaan dan Kesastraan

UNS — Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan industri kreatif kebahasaan dan kesastraan. Kegiatan ini berlangsung secara luring di ruang seminar FIB UNS pada Kamis (3/6/2021) dengan peserta terbatas. Prodi Sastra Indonesia menghadirkan Han Gagas yang merupakan penulis dan sastrawan sebagai narasumber.

Dalam materinya yang berjudul menulis sastra (kreatif) di dunia sekarang, Han Gagas menyebutkan bahwa setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam menulis.

“Tujuan menulis beragam, ada yang memang hobi, profesi, eksistensi, atau bahkan amal kreatif. Semua boleh, yang penting kebahagiaan penulis. Bonus dari menulis dapat berupa penghasilan, punya pembaca atau fans, jam kerja fleksibel, penghargaan, karya difilmkan, dan bisa keliling Indonesia bahkan dunia,” jelas Han Gagas.

Ia juga membagikan kunci atau tips kreatif dalam dunia sastra, seperti memperbaharui kemampuan menulis dan telaten membaca untuk riset dalam menulis. Selain itu, ide tulisan juga harus orisinil, tidak jamak atau belum banyak yang menulis tentang hal tersebut, dan memiliki premis kuat.

“Kunci lainnya harus beradaptasi dengan media kepenulisan baik cetak, online, konvensional serta update akan teknologi terbaru. Kemudian, menguasai teknik kepenulisan, bisa mengasahnya dengan cara rajin menulis. Selanjutnya bisa melakukan terobosan dalam pemasaran,” terangnya.

Han Gagas juga menambahkan bahwa karya harus dibuka dengan gaya yang tidak biasa atau istimewa. Alur atau plotnya pun harus menarik sehingga pembaca tersedot untuk terus membaca tulisan tersebut. Apabila hendak dikirimkan ke media luar, maka harus memahami karakter masing-masing media sehingga tahu gaya dan selera dari redaktur. Ia juga menyarankan untuk bergaul dengan penulis yang berhasil agar menambah wawasan serta pengetahuan mengenai dunia kepenulisan.

“Menulis bisa membuat kita abadi, banyak penulis yang sudah meninggal tapi karyanya masih dibaca hingga sekarang. Menulislah untuk menyenangkan atau membahagiakan diri sendiri sehingga menjadi kebiasaan, tanpa terbebani oleh capaian kekayaan atau target tertentu. Apabila jadi bestseller, difilmkan, dan keliling dunia, itu adalah bonus dari Tuhan,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content