Prodi Sosiologi UNS Gelar Kuliah Pakar Bahas Pemberdayaan Masyarakat

Prodi Sosiologi UNS Gelar Kuliah Pakar Bahas Pemberdayaan Masyarakat

UNS — Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar kuliah pakar bertema Pemberdayaan Masyarakat: Perencanaan, Aksi dan Evaluasi. Agenda ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Jumat (8/4/2022).

Dalam sambutannya, Kepala Program Studi (Kaprodi) Sosiologi FISIP UNS, Dr. Argyo Demartoto, M.Si., menyampaikan bahwasanya setiap masyarakat baik yang berada di tingkat desa, kota, maupun di pingiran sama-sama memiliki potensi yang ada dalam diri. Namun sayangnya, potensi ini belum dikembangkan dengan baik sehingga masyarakat tersebut menjadi tidak sejahtera.

“Maka, upaya kita bagaimana memberdayakan masyarakat tersebut untuk memiliki inisiatif dalam mengembangkan potensi yang dipunya. Juga untuk memperkuat kelembagaan masyarakat supaya mampu mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan mereka dalam lingkup keadilan sosial berkelanjutan,” ungkap Dr. Argyo.

Dr. Argyo pun berharap mahasiswa Prodi Sosiologi khususnya yang mengikuti kuliah pakar ini bisa belajar banyak dari narasumber yang dihadirkan.

“Semoga kuliah pakar yang kita adakan secara reguler ini dapat memperkuat keilmuan. Utamanya yang berkaitan dengan mata kuliah pemberdayaan masyarakat supaya Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dapat semakin meningkat,” tambah Dr. Argyo.

Ketua pelaksana acara kuliah pakar ini, Addin Kurnia Putri., S.Sos, M.A. mengatakan kegiatan ini bertujuan memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh wawasan dari berbagai sumber.

“Serta menjadi wadah bertukar pikiran, gagasan dan informasi serta membuka peluang kerja sama antara Sosiologi FISIP UNS dengan mitra terkait,” ungkap Addin.

Dengan mengundang narasumber dari Dewan Pengawas Fitra, sekaligus Pendiri Alterasi Indonesia, dan Peneliti LP3M UNU Yogyakarta, Sunaji Zamroni, M.Si. memaparkan materi mengenai Pemberdayaan Masyarakat dan Transformasi Sosial.

Sunaji mengungkapkan bahwasanya kemiskinan terjadi karena permasalahan akses. Sejatinya setiap individu memiliki aset dan akses. Namun yang menjadi persoalan ketika akses individu atau masyarakat di hegemoni, dibatasi, dirampas, maka kemiskinan dapat terjadi. Dengan demikian, pemberdayaan sebagai upaya agar setiap individu atau masyarakat memiliki akses terhadap aset di sekitarnya.

Melalui paparannya, Sunaji juga menyampaikan bahwa pemberdayaan adalah upaya untuk menghadirkan kuasa atau kekuatan (potensi) yang dimiliki seseorang (masyarakat).

“Agar bisa mengaktualisasikan diri, menjaga harkat dan martabatnya. Guna bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri,” tutur Sunaji.

Prodi Sosiologi UNS Gelar Kuliah Pakar Bahas Pemberdayaan Masyarakat

Ia menambahkan, untuk mewujudkan pemberdayaan dengan menciptakan atau memberikan situasi atau keadaan yang mendukung setiap orang (masyarakat) berkuasa atas kekuatan atau kemampuannya.

Di samping itu, visi pemberdayaan ialah terciptanya masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam bidang kehidupan, sehingga mereka mampu memecahkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri tanpa tergantung dengan pihak lain. Adapun misi pemberdayaan adalah mempunyai kuasa dan kemampuan untuk mengembangkan, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki oleh masyarakat secara maksimal, baik potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya sosial.

Sementara itu, faktor-faktor yang mempengaruhi keberdayaan seseorang atau masyarakat meliputi kesehatan, sosial budaya, pendidikan, serta penguasaan akses sumber-sumber kemajuan ekonomi.

“Dari segi kesehatan menyoal tentang kualitas hidup seseorang (masyarakat), sarana prasarana pelayanan kesehatan, dan usia harapan hidup. Dari sisi sosial budaya tentang tata nilai, kelembagaan dan pola hubungan antar individu dan kelompok. Kemudian dari sisi pendidikan meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang (masyarakat). Terakhir dari sisi penguasaan akses sumber-sumber kemajuan ekonomi meliputi akses modal, akses peningkatan SDM, akses lapangan kerja, dan akses pasar,” terang Sunaji.

Kemudian strategi yang dapat dilakukan untuk membentuk pemberdayaan yaitu pengorganisasian masyarakat, penguatan kelembagaan, pengembangan SDM, dan pengembangan usaha ekonomi, kapasitas sosial, budaya, dan politik.

Pemberdayaan harus bisa mengidentifikasi kebutuhan atau masalah, merencanakan program pemberdayaan yang akan dilakukan, melaksanakan program pemberdayaan yang telah dirancang, serta merawat keberlanjutan hasil capaian.

“Pada intinya bagi kita yang saat ini sedang belajar kajian Sosiologi, masyarakat membutuhkan teman seperti kita. Untuk menemani membongkar pasang kesadaran palsu serta memasang kesadaran kritis. Karena banyak relasi kuasa yang ada disekitar kita, di lingkup kita, dan itu yang harus dengan berani kita hadapi. Dunia pemberdayaan adalah dunia Sosiologi yang harus kita tekuni dalam berbagai lingkup dan platform apapun,” pungkas Sunaji. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content