Program Magister Arsitektur UNS Gelar Kuliah Umum

UNS – Program Studi (Prodi) Magister Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kuliah umum dengan mengusung tema Tantangan Pendidikan Pascasarjana Arsitektur dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Acara dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan siaran langsung akun YouTube Fakultas Teknik UNS pada Selasa (22/9/2020).

Pada kuliah umum daring ini, dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari 47 universitas di Indonesia. Dipandu oleh Ofita Purwani, ST., MT., Ph.D, acara ini menghadirkan narasumber utama yakni Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MURP., Ph.D yang merupakan Guru Besar Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan (DTAP) FT Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pada awal pembahasan, Prof. Achmad menyinggung bahwa dalam perancangan arsitektur melibatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) juga inovasi.
“Cara berpikir saya adalah sistem. Sistem itu biasanya input, proses, output. IPO lalu ada outcome. Nah, ini saya juga melihat alur perancangan arsitektur itu melalui IPO. Fokus kita biasanya pada proses merancangnya jadi inputnya tidak terasa, jadi setelah dibangun kadang kita juga tidak peduli ya. Jadi, kita hanya fokus proses perancangan, membangun lalu happy. Waktu merancang itu kita menggunakan Iptek juga inovasi,” ujar Prof. Achmad.

Menurut Prof. Achmad, dalam alur perancangan arsitektural ini, bekal merancang menggunakan teknologi, inovasi, dan ilmu pengetahuan. Pada proses merancang, menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya, hasil perancangan akan digunakan di mana, untuk siapa, apa tujuannya, dan solusi terhadap isu apa. Maka, muncul tantangan untuk tidak hanya menggunakan Iptek, tapi bagaimana mengembangkan Iptek dalam alur ini.

Selanjutnya, pada jenjang S1 dan S2 Pendidikan Arsitektur akan dimulai dengan materi pendidikan penggunaan Iptek melalui praktik profesi arsitek. Lalu, pada jenjang S2 dan S3 akan ditambah dengan materi pendidikan pemproduksi Iptek melalui penelitian dan pengembangan. Maka, tema yang dibahas adalah pendidikan peneliti arsitektural yang difokuskan ke topik-topik seperti Tantangan Substansial Penelitian Arsitektural, Tantangan Metodologis Penelitian Arsitektural, dan Tantangan Isu-isu Kontemporer Penelitian Arsitektural.

Pada tantangan substansial penelitian arsitektural, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan substansi penelitian yakni keberadaan di lingkungan Fakultas Teknik dan pemisahan arsitektur dengan perencanaan wilayah dan kota serta urban design. Juga, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan seperti aspek “Alur Proses” pembangunan arsitektural dan aspek “komponen” pembangunan arsitektural.

Pada tantangan metodologis penelitian arsitektural terdapat ragam metode penelitian arsitektural yang dijabarkan oleh Prof. Achmad. Metode ini terbagi menjadi 2 yakni umum dan spesifik. Metode yang umum dapat ditemukan pada penelitian historik interpretatif, penelitian kualitatif, penelitian korelasi, penelitian eksperimental murni dan semu, penelitian simulation, penelitian argumentasi logis, dan penelitian studi kasus/strategi kombinasi. Pada metode spesifik dapat ditemukan pada space syntax dan perilaku juga lingkungan. Metode-metode yang spesifik untuk penelitian arsitektural perlu dikembangkan, ditemukan, dan dirumuskan.

Terakhir, pada tantangan isu-isu kontemporer penelitian arsitektural, Prof. Achmad mengatakan bahwa sebuah teori tidak akan mapan selamanya.
“Tidak ada teori yang mapan selamanya,” terang Prof. Achmad.

Dalam hal ini, tugas peneliti arsitektural untuk terus menerus memperbarui teori maupun pengetahuan arsitektural atau lingkungan binaan, serta selalu peka terhadap munculnya isu-isu kontemporer untuk melakukan kajian dampak isu-isu kontemporer terhadap teori lama. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content