Program Matching Fund Kedaireka UNS Upayakan Peningkatan Aktivitas Proklim Desa Wonocoyo, Trenggalek

Program Matching Fund Kedaireka UNS Upayakan Peningkatan Aktivitas Proklim Desa Wonocoyo, Trenggalek

UNS — Tim Matching Fund Kedaireka Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berdayakan masyarakat Desa Wonocoyo di Kabupaten Trenggalek. Tim peneliti UNS berkolaborasi dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Mereka bersama-sama membangun wilayah yang termasuk dalam Desa Program Kampung Iklim (Proklim) tersebut.

Tim peneliti gabungan ini diketuai Dr. Ernoiz Antriyandarti, seorang ahli ekonomi dan pembangunan pedesaan Fakultas Pertanian (FP) UNS. Ia bersama rekannya, yakni Dr. Ihsannudin seorang ahli ekologi dari FP UTM dan Dr. Eka Handayanta seorang ahli ilmu peternakan dari FP UNS.

Sejak Oktober 2022 lalu, Pemerintah Desa (Pemdes) Wonocoyo dan BUMDes Randhuwok turut digandeng untuk membangun desa yang lestari, bermanfaat, dan berkelanjutan. Dalam pembukaan Matching Fund, Dr. Agr. Sc. Ernoiz Antriyandarti selaku ketua tim pengusul bertekad memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya.

“Kesempatan yang diberikan oleh Kedaireka kepada tim kami akan kami manfaatkan sebaik-baiknya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat di Desa yang kami bina ini,” ujar Dr. Ernoiz Antriyandarti dalam rilisnya ke uns.ac.id, Kamis (22/12/2022).

Program Matching Fund Kedaireka UNS Upayakan Peningkatan Aktivitas Proklim Desa Wonocoyo, Trenggalek

Wonocoyo merupakan salah satu desa di Kecamatan Panggul sebagai salah satu desa dengan predikat Desa Proklim. Aktivitas proklim yang berlangsung di sana sangat berpotensi pada meningkatnya nilai tambah desa, terutama bagi perekonomian masyarakat. Namun, potensi tersebut nyatanya belum tergali sepenuhnya.

Sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang belum termanfaatkan dengan maksimal membuat Tim Peneliti UNS dan UTM berupaya menginisiasi beberapa hal. Dr. Ernoiz Antriyandarti menambahkan, ada banyak aktivitas yang dilaksanakan. Kegiatan berfokus pada upaya pengelolaan limbah, produksi pupuk, dan pemasaran.

“Aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh tim peneliti antara lain Penguatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sampah dan limbah kotoran sapi, Produksi pupuk organik dengan introduksi agen hayati, pengelolaan kandang komunal, Izin edar pupuk organik, Pengemasan (Compressing) das metana/Biogas, Produksi briket bahan bakar sampah plastik, dan pemasaran,” terangnya.

Desa Wonocoyo juga memiliki teknologi terbarukan berupa bioreaktor kapal selam. Teknologi tersebut dapat mengubah kotoran sapi menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor gas. Namun, masyarakat masih memerlukan proses yang lebih lanjut agar dapat digunakan secara luas. Hal inilah yang nantinya akan melahirkan kerja sama antara akademisi dengan masyarakat.

Program Matching Fund Kedaireka UNS Upayakan Peningkatan Aktivitas Proklim Desa Wonocoyo, Trenggalek

“Pada Akhirnya, kegiatan ini dapat mewujudkan desa proklim Wonocoyo yang berkelanjutan dan membuka wawasan masyarakat terhadap peluang dan potensi yang ada. Serta, kerja sama antara dunia pendidikan, pemerintah, dan masyarakat ini dapat terjalin di masa depan lebih kuat lagi demi kepentingan bersama” ujar Dr. Ernoiz Antriyandarti.

Adanya unit pengelolaan sampah di Desa Wonocoyo merupakan suatu langkah besar yang diharapkan dapat membantu pemerintah mengentaskan permasalahan sampah. Selain itu, terdapat komunitas bank sampah yang juga menjadi salah satu pendukung program pemerintah dalam peningkatan aktivitas proklim.

Eko Margono, salah satu perangkat Desa Wonocoyo, menyampaikan dukungan dan harapannya dengan keberadaan program ini.

“Harapan kami terhadap program Matching Fund 2022 dapat mengatasi permasalahan yang masih ada di Desa Wonocoyo ini sehingga masyarakat desa semakin maju dan mandiri,” ungkapnya. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content