PSA UNS Bahas Potensi Ekonomi Kreatif Indonesia Menembus Pasar ASEAN

UNS – Pusat Studi ASEAN (PSA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia gelar talkshow melalui Solo Radio pada Jum’at (7/8/2020). Agenda tersebut diadakan dalam rangka peringatan Hari Jadi ASEAN ke-53 atau biasa disebut dengan ASEAN Day yang jatuh pada 8 Agustus. Isu pengembangan industri kreatif di ASEAN menjadi isu menarik yang dibahas.

`Potensi Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Menembus Pasar ASEAN` dipilih sebagai topik diskusi pada hari tersebut. Melalui siaran radio dan live streaming di akun instagram talk show ini menghadirkan dua pembicara yaitu Ahmad Adib., Ph.D selaku pelaku ekonomi kreatif sekaligus Dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS. Kemudian pembicara kedua ialah Berlianto Situngkir selaku Direktur Kerjasama Ekonomi ASEAN Kemenlu RI.

Selaku moderator Likha Sari Anggreni, Dosen Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS serta bagian dari PSA LPPM UNS memimpin berjalannya diskusi. Gambaran singkat terkait sejarah ASEAN dan peran Indonesia dijelaskan oleh Berlianto. Beberapa perjanjian dilakukan oleh Indonesia sebagai bentuk partisipasi di wilayah ASEAN terutama di bidang Ekonomi Kreatif.

“Tidak ada alasan kita menjadi orang yang tidak kreatif karena pemerintah Indonesia telah memberikan support,” tutur Adib menjelaskan peluang yang ada.

Adib menjelaskan jika industri kreatif ini harus dikembangkan semaksimal mungkin, terutama oleh kaum milenial. Sebagai pendidik yang mengajar bidang kewirausahaan, Adib menjelaskan jika dirinya juga terjun langsung menjadi pelaku di ekonomi kreatif. Menurutnya ia harus bisa menjadi contoh bagi mahasiswanya.

Saat ini ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor penting untuk mendukung perekonomian di berbagai negara. Sebagai salah satu sektor ekonomi yang dinamis, ekonomi kreatif diperkirakan akan terus memiliki kontribusi secara signifikan pada perekonomian dunia. Di wilayah ASEAN sendiri terdapat 7 unicorn dan 4 diantaranya berada di Indonesia yaitu Gojek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia.

Di Indonesia sendiri bidang ekonomi kreatif berada di bawah pengawasan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Terdapat 16 sektor ekonomi kreatif, beberapa diantaranya ialah kuliner, fashion, kriya, musik, arsitektur dan sebagainya. Menurut Berlianto, terdapat tiga sektor unggulan yang menyumbang peran besar yaitu sektor kuliner, fashion dan kriya.

“Tiga sub sektor lainnya seperti film animasi dan video, aplikasi dan game serta musik menjadi tiga sub sektor lainnya yang menjadi prioritas karena memiliki potensi ekonomi yang besar namun belum berkembang sehingga perlu kita perhatikan dan kita gali bersama untuk memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik lagi untuk masyarakat lebih luas,” jelas Berlianto.

Menambahkan keterangan terkait potensi ekonomi kreatif, Adib menjelaskan jika prospek ekonomi kreatif di Indonesia ini sangat “sexy” dan keren. Beliau menjelaskan bahwa Indonesia telah memiliki sumber daya yang memadai untuk mengembangkan industri yang baik. Kaum muda menjadi harapan besar untuk bisa memaksimalkan pola pikir sehingga bisa terus mengolah dan mengembangkan potensi yang ada. Humas UNS

Reporter: Ratri Hapsari
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content