PSB LPPM UNS Pasang EWS Guna Permudah Deteksi Banjir

PSB LPPM UNS Pasang EWS Guna Permudah Deteksi Banjir

UNS — Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memasang dua perangkat Early Warning System (EWS) banjir di Sungai Dulang dan Sungai Jali yang terletak di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Sabtu (19/6/2021).

Pemasangan EWS dilakukan sebab bencana banjir kerap kali menghantui pemukiman warga di Desa Krandegan dan sejumlah desa lain di bantaran Sungai Jali dan Sungai Dulang.

Bantuan tersebut dapat terselenggara berkat kerja sama antara PSB LPPM UNS dengan Riset Grup Informatika Terapan Sekolah Vokasi (SV) UNS melalui hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UNS tahun 2021 dengan judul “Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir Sungai Jali di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo” yang diketuai Nanang Maulana, S.Si., M.Cs.

Peneliti PSB LPPM UNS, Sorja Koesuma, S.Si., M.Si, mengatakan sebelum EWS dipasang, pihaknya sudah melakukan survei lokasi sebanyak tiga kali. Pada survei pendahuluan di bulan April, PSB LPPM UNS sudah menentukan lokasi pemasangan.

PSB LPPM UNS Pasang EWS Guna Permudah Deteksi Banjir

“Kemudian, pemesanan dan pemasangan tiang penyangga EWS pada 27 Mei 2021. Dan, pada tanggal 19 Juni 2021 lalu pemasangan seluruh kelengkapan EWS banjir yang terdiri dari komponen dalam box panel serta panel surya,” jelas Sorja Koesuma, S.Si., M.Si., Sabtu (26/6/2021).

Sorja Koesuma, S.Si., M.Si menerangkan, satu perangkat EWS dipasang di sungai Dulang yang masih berada di wilayah Desa Krandengan. Lokasi itu dipilih karena menjadi langganan banjir.

Dan, satu perangkat EWS lainnya dipasang di Jembatan Sungai Jali yang terletak di Desa Bayan yang jaraknya lebih kurang 6 km dari Desa Krandengan. Ia mengatakan, lokasi kedua dipilih sebagai sarana kesiapsiagaan banjir bagi Desa Krandengan dan desa-desa lainnya yang terletak di hilir Sungai Jali.

Cara kerja EWS banjir

Setiap EWS yang sudah dipasang telah diberi empat level sebagai penanda, yaitu biru sebagai level normal, hijau sebagai level siaga, kuning sebagai level waspada, dan merah sebagai level awas.

Nantinya, pada tiap level terdapat sensor yang bisa mendeteksi kenaikan muka air sungai. Apabila terjadi kenaikan muka air sungai maka informasinya dapat dikirimkan berupa informasi visual melalui CCTV.

PSB LPPM UNS Pasang EWS Guna Permudah Deteksi Banjir

“Dan, jarak ketinggian level air melalui aplikasi android yang telah dikembangkan secara khusus melalui koneksi internet,” terang Sorja Koesuma, S.Si., M.Si.

Namun, untuk EWS yang dipasang di Sungai Dulang, ia mengatakan tidak memakai sensor pendeteksi kenaikan muka air sungai. Hal itu dikarenakan kontur bantaran Sungai Dulang berbeda dengan yang sungai Jali.

“Jadi, kami menggunakan sensor ultrasonic. Data ketinggian dikirimkan secara realtime dan dibantu informasi CCTV untuk memastikan kondisi ketinggian air apabila terjadi kenaikan level air sungai,” tambahnya.

Sorja Koesuma, S.Si., M.Si menambahkan, jika ada peringatan kenaikan muka air sungai, informasinya dapat dikirimkan melalui notifikasi yang di-generate oleh aplikasi. Namun, gawai yang akan digunakan sebagai penerima informasi dari EWS harus terlebih dahulu terinstal aplikasi khusus.

Dengan keberadaan EWS di Sungai Dulang dan Sungai Jali, ia mengharapkan agar warga desa tidak bergantung pada perangkat tersebut. Ia tetap meminta mereka aktif melakukan mitigasi terhadap bencana banjir di desanya masing-masing.

“Kita tidak bisa mengandalkan EWS saja sebagai sarana kesiapsiagaan banjir, namun partisipasi semua pihak sangat diperlukan dalam memitigasi bencana banjir di desa krandengan dan desa-desa sekitarnya,” tutup Sorja Koesuma, S.Si., M.Si. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content