PSB UNS Diskusikan Potensi Bencana dan Penguatan Kapasitas Masyarakat Melalui Webinar Nasional

PSB UNS Diskusikan Potensi Bencana dan Penguatan Kapasitas Masyarakat Melalui Webinar Nasional

UNS — Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar nasional dalam rangka Dies Natalis ke-46 UNS. Tajuk webinar ini ialah “Potensi Gempa dan Tsunami Megathrust Selatan Pulau Jawa dan Upaya Penguatan Kapasitas Masyarakat”. Webinar terlaksana secara daring melalui Zoom Cloud Meeting dan disiarkan kanal Youtube LPPM UNS pada Sabtu (19/3/2022).

Webinar PSB UNS menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Dr. Eko Yulianto selaku Kepala Pusat Riset Geoteknologi BRIN, Dr. Endra Gunawan, S.T., M.Sc dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si selaku Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) LPPM UNS.

Dihadiri 400 peserta, webinar nasional ini ramai diikuti akademisi, praktisi, maupun umum. Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S., selaku Kepala LPPM UNS dalam sambutannya menyinggung peran penting PSB UNS dalam hal pengembangan ilmu kebencanaan. Ia menerangkan bahwa PSB UNS memiliki banyak pakar di bidang kebencanaan, geografi, di bidang penanggulangan bencana dari beragam fakultas di UNS. Para pakar ini bekerja sama dalam melakukan riset terkait proses kejadian bencana. Hebatnya, PSB UNS juga turut merancang peralatan penanggulangan bencana itu sendiri.

Kegiatan dibuka oleh Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T. selaku Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UNS. Dalam sambutannya, Prof. Kuncoro mengapresiasi PSB UNS atas topik menarik yang diangkat dalam webinar ini. Ia turut menekankan pentingnya pengembangan kajian, desain, model, dan langkah-langkah mitigasi dan penanganan bencana gempa bumi dan tsunami. Hal tersebut tidak lain disebabkan kemunculan bencana yang dinilai sulit diprediksi dan berdaya rusak besar.

“Universitas Sebelas Maret bersama PSB UNS yang didukung oleh tim Bakorlak Tanggap Bencana UNS senantiasa siap siaga untuk berperan aktif dalam penanganan bencana, mulai dari mitigasi bencana, pengembangan teknologi penanganan bencana, operasi rescue di arena bencana, dan penanganan pasca bencana,” ujar Prof. Kuncoro.

Memasukin inti acara, materi webinar pertama disampaikan oleh Dr. Eko Yulianto. Ia menyampaikan bahwa untuk mengurangi risiko bencana salah satunya dengan mengetahui sejarah terjadinya bencana tersebut. Dalam pengurangan risiko bencana tsunami, pencarian informasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan paleotsunami. Ini merupakan pendekatan interdisiplin beberapa ilmu seperti geologi, geografi, budaya, hingga antropologi. Pendekatan ini tepatnya digunakan untuk mengetahui kejadian tsunami yang tidak masuk dalam masa sejarah. Salah satu contohnya adalah kegiatan riset yang telah dilakukan pada 12 lokasi di selatan Jawa, dimana hasil riset ini menyimpulkan bahwa ditemukan kejadian tsunami tua yang tidak masuk dalam masa sejarah, yaitu sekitar tahun 400-700 sebelum masehi.

Dr. Endra Gunawan, S.T., M.Sc., selaku pembicara kedua juga menyampaikan bahwa potensi gempabumi dan tsunami yang terjadi pada wilayah selatan Jawa juga dapat diketahui dengan memanfaatkan teknologi yang ada, salah satunya dengan Global Navigation Satellite System (GNSS). Implementasi penggunaan data dari hasil GNSS tersebut dapat digunakan untuk melakukan investigasi potensi besaran magnitude di zona megathrust selatan Pulau Jawa. Selain itu penentuan potensi tsunami di pesisir Jawa tersebut juga dapat dilakukan dengan pemodelan seperti Baseline Change. Kedua hal tersebut tidak hanya digunakan sebagai informasi untuk mengurangi risiko bencana, tetapi juga memberikan dorongan pada riset lain untuk memberikan opini terkait potensi locking zone megathrust di selatan Pulau Jawa.

Pemaparan dilanjutkan oleh Prof. Dr. Chatarina Muryani, M.Si., dengan memperhatikan perspektif sosial berupa kerentanan dan kapasitas masyarakat. Ia menjelaskan bahwa kondisi meningkatnya infrastruktur mendorong bertambahnya permukiman penduduk pada beberapa wilayah rentan di bagian selatan Jawa. Hal tersebut kemudian dapat meningkatkan risiko kerusakan bencana yang terjadi.

Pemerintah pusat melalui BMKG telah memberikan arahan siaga gempabumi dan tsunami pada kabupaten ataupun kota untuk mengidentifikasi potensi bencana yang terjadi. Implementasi arahan tersebut telah dilakukan dengan program pemetaan, mengidentifikasi jumlah penduduk, melakukan inventarisasi sumber daya, menyiapkan sarana evakuasi, serta menggencarkan sosialisasi dan edukasi. Kemudian peningkatan kapasitas masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan bagaimana pengetahuan kesiapsiagaan masyarakat, pengelolaan tanggap darurat, pengaruh kerentanan masyarakat terhadap upaya pengurangan risiko bencana, serta bentuk partisipasi masyarakat tersebut dalam lingkungannya.
Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content