PSB UNS Ulas Pentingnya Peran PT dalam Pengurangan Risiko Bencana

UNS – Mengatasi maupun mengurangi risiko terjadinya bencana bukan hanya menjadi tugas pihak tertentu saja, melainkan diperlukan peran dan kerja sama dari berbagai lapisan masyarakat. Termasuk Perguruan Tinggi (PT) dengan beragam disiplin ilmu di dalamnya.

Oleh karenanya, Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkolaborasi dengan Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPT-PRB) menggelar webinar bertajuk ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Indonesia’ pada Jumat (30/10/2020). Webinar yang hadir melalui aplikasi Zoom Clouds Meeting itu pun diikuti lebih dari 300 peserta dari berbagai perguruan tinggi dan daerah.

Selaku pemateri pertama, Dr. Udrekh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan bahwa perguruan tinggi merupakan institusi terbaik bagi upaya memadukan aspek pengamatan, pembelajaran, dan pengabdian. Salah satunya dalam hal kebencanaan.

Hal tersebut, imbuh Udrekh, tidak terlepas dari beberapa potensi perguruan tinggi. Diantaranya tersebar di seluruh Indonesia, memiliki keluwesan dalam melakukan berbagai kegiatan, memiliki wibawa dan netralitas, memiliki mahasiswa sebagai agen perubahan sepanjang sejarah perjuangan bangsa, serta jumlah mahasiswa yang besar sebagai tulang punggung penelitian.

Namun, Udrekh juga menekankan pentingnya kehadiran inovasi dan sumbangsih dari berbagai bidang keilmuan.

“Penanggulangan dan pencegahan bencana membutuhkan perspektif multidisiplin (red: ilmu). Temanya sama, yaitu bencana. Tapi teman-teman sosial, teman-teman teknik bergabung di satu tema, sehingga ke depan harapannya dapat memunculkan perguruan-perguruan tinggi berkarakter,” jelas Udrekh.

Di sisi lain, menurut Udrekh, adanya bencana ini seharusnya dapat menjadi sumber pengetahuan yang mendorong para akademisi untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas. Sehingga mampu menciptakan beragam inovasi yang memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat dan mewujudkan tata sosial kemasyarakatan yang tangguh bencana.

Udrekh mencontohkan pembangunan Chi-Chi Earthquake Museum of Taiwan sebagai aset pengetahuan, media merawat ingatan tentang gempa di Taiwan tahun 1999, dan tempat belajar masyarakat akan pentingnya upaya mitigasi bencana serta ilmu kebencanaan lainnya.

Hal senada disampaikan oleh Dr. Eko Teguh Paripurno yang lebih khusus membahas perihal FPT-PRB. Ia mengatakan, semua perguruan tingi dan prodi dapat berperan dalam PRB sebagaimana mandat yang diberikan kepada perguruan tinggi oleh Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR).

Sebenarnya, tambah Eko Teguh Paripurno, PRB bagi perguruan tinggi bukan lagi sebuah peluang, melainkan sebuah mandat. Yakni untuk mendukung terwujudnya PRB di Indonesia yang dilaksanakan secara profesional dan selaras antara ilmu dan teknologi

“Pada prinsipnya, akademisi menjadi satu bagian penting dalam pengurangan dan pengelolaan risiko bencana. Bagaimana berkawan dengan semua orang dan semua lapisan. Membantu memastikan bahwa target-target SFDRR tercapai,” ujar Ketua FPT-PRB ini.

Peran paling pokok para akademisi dan badan ilmiah ialah lebih berfokus pada urusan penyusunan skenario dan faktor-faktor risiko bencana. Termasuk bencana yang baru muncul dalam jangka waktu menengah dan panjang melalui peningkatan penelitian.

Hanya saja, belum semua perguruan tinggi memiliki mandat tersebut dan turut memberikan kontribusinya. Maka dari itu, FPT-PRB dengan 60 perguruan tinggi sebagai anggota, disebut Eko sebagai ruang yang tepat untuk belajar bersama dan terus mengajak perguruan tinggi yang belum tergabung.

“Ajakan untuk maju terus itu harus ditingkatkan. Di sini (red: FPT-PRB) memungkinkan kerja sama berbagai universitas dengan potensi sumber daya di kampus yang banyak,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Kuncoro Diharjo selaku Wakil Rektor Bidang III UNS turut memaparkan peran UNS dalam PRB baik dari sisi satuan internal maupun satuan eksternal. Dari satuan internal, UNS berperan melalui Pusat Studi Bencana (PSB) yang mengembangkan riset dan inovasi sebagai solusi bencana, khususnya mitigasi, tanggap darurat, rekonstruksi dan rehabilitasi.

Kemudian ada Barkolak Bencana UNS yang mengirimkan relawan kebencanaan profesional, KSR UNS yang bergerak bersama PMI, Vagus FK UNS yang diterjunkan sebagai tenaga medis, mahasiswa PPDS yang hampir lulus, Mahasiswa Pecinta Alam UNS, serta membuat rekening UNS Peduli untuk membantu masyarakat terdampak bencana.

Sementara di satuan eksternal, UNS bersinergi dengan IKA UNS Pusat dan IKA UNS Wilayah yang sering membentuk komunitas peduli bertajuk ‘Alumni Peduli’ dan memberikan dukungan logistik, serta dengan dinas maupun rumah sakit terkait. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content