Search
Close this search box.

PSD LPPM UNS Bekerja Sama dengan Pusbisindo Jawa Tengah Selenggarakan Diklat Bahasa Isyarat Tingkat Dasar

UNS — Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Provinsi  Jawa Tengah menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Bahasa Isyarat. Kegiatan ini ditujukan untuk mahasiswa dan Tenaga Kependidikan di UNS.

Pelatihan dasar ini dilaksanakan mulai 30 Oktober hingga 14 November 2023 mendatang bertempat di Gedung LPPM dan LPPMP UNS. Sebanyak 21 tenaga kependidikan perwakilan dari berbagai unit dan fakultas serta 15 mahasiswa dari berbagai fakultas mengikuti pelatihan ini.

Hadir dan membuka acara Plt. Wakil Rektor Umum dan Sumber Daya Manusia UNS, Prof. Dr.E. Muhtar, S.Pd., M.Si., CFrA. dan Ketua PSD LPPM UNS, Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi. Dalam sambutannya Prof. Muhtar menyampaikan bahwa pada tahun 2013 kemarin, UNS telah dinobatkan sebagai salah satu Kampus Inklusi di Indonesia, dan mendapatkan penghargaan dalam bentuk Inclusive Education Award dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.  Dari apa yang telah diraih tersebut alumni dan mahasiswa akan bercerita tentang apa yang didapatkan selama di UNS ini.

“UNS memiliki mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Sehingga program kampus inklusi harusnya menjadi prioritas bagi kita. Beberapa orang menganggap semua orang sama dengan kita, hal itu berbahaya karena setiap orang itu berbeda. Untuk itu kita harus membersamai orang-orang yang tidak sama dengan kita sehingga kampus UNS bisa dihormati. Salah satunya dengan penyediaan fasilitas disabilitas baik ada atau tidak ada yang dilayani,” terang Prof. Muhtar.

Saat ini UNS telah memfasilitasi beberapa akses untuk para disabilitas, mulai dari tersedianya guilding block di beberapa tempat, ramp, toilet khusus disabilitas, ruang parkir khusus, dan lain-lain. Mereka para alumni atau mahasiswa akan bercerita di UNS ada fasilitas apa saja, bagaimana dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa serta sarana dan prasarana apa yang mampu mewadahi kebutuhan setiap sivitas akademika agar tidak dianggap lambat dan abai.

Prof. Munawir menambahkan tahun 2018 sampai tahun 2023 ini, UNS telah memiliki 62 mahasiswa disabilitas terdiri dari disabilitas netra 10 mahasiswa, disabilitas rungu 40 mahasiswa, dan disabilitas fisik atau daksa 12 mahasiswa, dan untuk menfasilitasinya maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

“Tahun 2018-2023 UNS memiliki mahasiswa disabiltas sebanyak 62 mahasiswa yang tersebar diberbagai fakultas dengan beberapa jenis disabilitas,” ujar Prof. Munawir.

Terkait dengan hal itu, banyak hal yang harus disediakan terutama informasi yang mudah diakses oleh semua dan update berkala. “Website yang memuat materi kuliah, jurnal, buku referensi, dan petunjuk tugas kuliah, perpustakaan menyediakan akses khusus bagi disabilitas, kode-kode di Siakad tidak terbaca oleh JAWS (software yang berguna untuk membantu tunanetra dalam menggunakan komputer sebagai pembaca layar), petugas administrasi yang  paham dan ramah disabilitas, tersedianya pendamping mahasiswa dan dosen yang  mengerti ada mahasiswa disabilitas serta bangunan yang aksesibel bagi disabilitas,” imbuhnya.

Berkaca dari hal diatas maka pelatihan dasar bahasa isyarat yang diselenggarakan oleh PSD LPPM UNS ini sangat dibutuhkan untuk saat ini.  Hal ini mengacu pada UU No. 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas; PP No. 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak dalam Pembelajaran bagi Disabilitas. Permenristek Dikti Tahun 2017 No. 46/2017 tentang Pendidikan Inklusif bagi perguruan tinggi yang disempurnakan lagi pada Permendikbud Ristek No. 48/2023 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Formal, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. HUMAS UNS

Scroll to Top
Skip to content