Ravik: Berkurban Menghilangkan Sifat-sifat Kebinatangan

SOLO – Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. mengungkapkan salah satu makna dari berkurban adalah berusaha menghilangkan sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri manusia. Sifat-sifat itu pula, dengan mengutip pendapat ahli, kemudian manusia disebut sebagai animal educated.

“Sebenarnya kita ini punya sifat-sifat kebinatangan yang kalau tidak dididik barangkali dengan binatang pun bisa lebih berharga binatang,” kata Ravik dalam sambutannya pada acara penyembelihan hewan Qurban bertajuk Qurban Bersama Pimpinan UNS, Senin (29/10/2012) pagi, di halaman masjid Nurul HUda UNS.

Ia mengapresiasi peningkatan jumlah pengkurban di UNS yang meningkat dari setiap tahunnya. Tahun ini UNS mengumpulkan hewan Qurban sebanyak 7 ekor sapi dan 71 ekor kambing yang akan didistribusikan ke 18 lokasi yang dianggap lebih membutuhkan. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7 ekor sapi dan 57 ekor kambing.

Ketua LAZIS UNS Usman Sudarmaji menerangkan, sebanyak 3 ekor sapi dan 62 ekor kambing dari jumlah hewan Qurban tahun ini disalurkan ke-17 daerah pelosok yang membutuhkan yang dilaksanakan sejak tanggal 26-28 Oktober kemarin. “Sisanya akan disembelih pada hari ini sejumlah 4 ekor sapi dan 9 ekor kambing dari pimpinan UNS, yaitu rektor, pembantu rektor, dekan, pembantu dekan, dan staf UNS lainnya,” kata Usman.

Selain qurban, panitia juga menyelenggarakan beberapa acara pendukung seperti bakti sosial, santunan yatim, dan pengajian akbar. Ia mencontohkan, “Seperti yang dilakukan oleh Relawan LAZIS UNS di Desa Tanggungharjo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, selain menyembelih dan membagikan du qurban sapi, juga memberikan santunan kepada 20-an anak yatim dan 50-an dhuafa.”

Ia berharap, momentum Idul Adha tidak sekadar mempertahankan ritual penyembelihan tetapi kita mencoba untuk menstimulasi spirit religius masyarakat yang lebih kuat dalam syiar Idul Adha.[]

Skip to content