Rektor Berikan Apresiasi kepada Enam Bersaudara Alumni UNS

UNS — Terdapat kisah unik dan inspiratif yang hadir dalam suasana Dies Natalis ke-45 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Kisah inspiratif ini datang dari enam kakak beradik yang mana semuanya merupakan alumni UNS. Hal ini terungkap dalam Talk Show “Poko’e UNS” yang diselenggarakan secara daring pada kanal Youtube resmi UNS pada Kamis (11/4/2021).

Talk show yang dihadiri oleh Prof.Jamal Wiwoho selaku Rektor UNS, Prof. Djoko Suhardjanto, selaku Ketua Panitia Dies Natalis ke-45 UNS, Abdul Kohar yang merupakan jurnalis senior dan alumnus UNS, serta Dr. Uswatun Hasanah, S.Pd., M.Pd. yang mewakili enam bersaudara alumni UNS menceritakan berbagai kisah inspiratif berdasarkan pengalaman berkuliah di UNS.

Keenam bersaudara alumni UNS ini berasal dari Desa Gondang, Sragen. Bukan berasal dari keluarga berkecukupan membuat mereka benar-benar merasakan perjuangan menempu pendidikan tinggi. Hal luar biasa ini tidak lepas dari perjuangan kedua orangtua mereka yakni Almarhum Abdullah Djamal Warsito, seorang pegawai Puskesmas di Sragen pada waktu itu serta Siri Abdullah yang mana hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR). Sepeninggal sang suami, Siri Abdullah harus membagi uang pensiun yang berjumlah Rp 120.000 untuk anak-anak yang sedang berkuliah.

Mengenal lebih jauh siapa saja keenam bersaudara alumni UNS ini, yang pertama yakni Dra. Siti Asiyah M.Pd. alumnus Program Studi (Prodi) S-1 Pendidikan Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Nur Susilowati,S.Pd. M.Pd. alumnus Prodi D-3 Bahasa Inggris UNS serta S-2 Bahasa Inggris UNS, Muchsonah, S.Pd , M.Ed, Appling, P.hd (cand) alumnus Prodi D-3 Pendidikan Bahasa Inggris serta S-1 Pendidikan Bahasa Inggris UNS, Sri Lestari, S.Pd. M.Pd. alumnus Prodi S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia UNS, Dr (cand) Ridwan Mahmudi S.Sos, M.M. alumnus Prodi S-1 Administrasi Negara UNS, serta Dr. Uswatun Hasanah, S.Pd, M.Pd. alumnus Prodi S-1 Bahasa Indonesia UNS.

“Saya ingin menyampaikan, sampai kapanpun kami anak-anak ibu dan anak-anak bapak tidak akan pernah bisa menjadi pahlawan seperti beliau berdua. Ucapan terima kasih saja saya kira tidak cukup karena sampai sekarang pun almarhum bapak masih membiayai ibu dengan uang pensiunnya, membiayai kami hingga seperti ini. Warisan pendidikan dan nasihat yang bapak berikan, meskipun beliau sudah tidak ada selalu dijaga oleh ibu,” tutur Dr. Uswatun Hasanah.

Dalam tanggapannya, Prof. Jamal melihat bahwa ini merupakan hal yang luar biasa. Kebersamaan dalam keluarga dan dalam kondisi ekonomi yang sederhana mampu tetap berjuang untuk menempuh pendidikan, bahkan sampai S-3.

“Saya melihat Ibu Uswatun Hasanah dan keluarganya itu luar biasa. Kebersamaan dengan adik-adinya, dengan kakak-kakaknya, jane ra cukup ning yo dicukup-cukupke (sebenarnya tidak cukup, namun diusahakan supaya cukup). Ini kisah inspirasi dan tidak banyak orang bisa melakukan,” tutur Prof. Jamal. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content