RG Geografi Terapan UNS Tingkatkan Kapasitas Masyarakat melalui Lokakarya Mitigasi Bencana di Desa Sepanjang, Tawangmangu

RG Geografi Terapan UNS Tingkatkan Kapasitas Masyarakat melalui Lokakarya Mitigasi Bencana di Desa Sepanjang, Tawangmangu

UNS –  Reseach Group (RG) Geografi Terapan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan lokakarya mitigasi bencana di Karanganyar, Sabtu (17/6/2023). Kegiatan ini mengambil judul “Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana Longsor Lahan di Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Tahun 2023”. Tim ini beranggotakan sivitas akademika dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Hibah Grup Riset (HGR). Acara dimulai dengan Sambutan oleh Dr. Pipit Wijayanti, S.Si., M.Sc. selaku Ketua Riset Grup Geografi Terapan. Beliau menyampaikan bahwa risiko kebencanaan dapat dikurangi melalui peningkatan kapasitas masyarakat.

“Peningkatan kapasitas masyarakat menjadi salah satu kunci dalam pengurangan risiko bencana,” ujar Dr. Pipit Wijayanti.

Acara selanjutnya yaitu sambutan dan pembukaan oleh Taryono selaku Sekretaris Desa Sepanjang. Beliau menyampaikan harapan bahwa kerja sama antara Desa Sepanjang dengan UNS khususnya Pendidikan Geografi dapat terus berlanjut. Saat ini, lokakarya melibatkan masyarakat Desa Sepanjang dengan latar belakang mata pencaharian yang beragam.

“Desa Kami itu sering dilanda bencana tanah longsor, khususnya di Dukuh Ngledok, Dukuh Sendang, dan Dukuh Genengan. Diharapkan dari kegiatan ini akan menjadikan masyarakat desa kami tangguh dalam menghadapi bencana longsor,” tutur Taryono.

Lokakarya dimulai dengan pemberian materi oleh Setya Nugraha, S.Si., M.Si. Materi yang disampaikan mengenai “Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana Longsor Lahan”. Beliau menyampaiakan faktor-faktor terjadinya bencana longsor, yaitu topografi/kemiringan lereng, keadaan tanah/batuan, keairan, getaran/keseringan gempa, penggunaan lahan, dan aktivitas manusia.

Beliau menggaris bawahi bahwa Desa Sepanjang hanya memiliki 4 faktor saja, yaitu topografi/kemiringan lereng, keairan, penggunaan lahan, dan aktivitas manusia. Beliau juga menyampaikan bahwa pembuatan saluran air yang memotong lereng sangat meningkatkan pembentukan bidang gelincir, sehingga hal tersebut lama kelamaan akan mngakibatkan longsor lahan. Selain itu, tata guna lahan menjadi salah satu cara pengurangan risiko bencana tanah longsor.

Selanjutkan dilaksanakan Participatory Mapping (PM) atau Pemetaan Partisipatif (PP) yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan ini dipandu oleh Rahning Utomowati, S.Si., M.Sc., dan Gentur Adi Tjahjono, S.Si. M.Pd. PM adalah kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh masyarakat, dimana proses dokumentasi diperoleh melalui pengetahuan keruangan suatu kelompok masyarakat berdasarkan filosofi dan prinsip dasar pemetaan partisipatif.

Masyarakat diminta untuk menunjukan wilayah-wilayah yang sering mengalami gerakan tanah. Setelah itu kegiatan dilaksanakan dengan pembuatan Early Warning System (EWS) sederhana yang dipandu oleh Gentur Adi Tjahjono, S.Si. M.Pd dan Lintang Ronggowulan, S.Pd, M.Pd. Acara kemudian ditutup dengan pemasangan EWS pada wilayah yang memiliki risiko bencana tanah longsor tinggi hasil dari PM. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji

Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content