RG Managemen Agribisnis SV UNS Lakukan Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Budidaya Tanaman Obat Bersama KWT Jesa Karya

RG Managemen Agribisnis SV UNS Lakukan Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Budidaya Tanaman Obat Bersama KWT Jesa Karya

UNS — Reseach Group (RG) Managemen Agribisnis Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang diketuai oleh Rizki Puspita Dewanti, S.E., M.Si. melakukan pengabdian masyarakat tentang “Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat Bersama Kelompok Wanita Tani Jesa Karya sebagai Upaya Optimalisasi Lahan Pekarangan”. Anggota dalam kegiatan pengandian ini yaitu Edi Paryanto, S.P., M.Agr.; Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si.; Hardian Ningsih, S.P., M.P.; Zainal Arifin, S.P., M.Sc.; Dyah Ayu Suryaningrum, S.P., M.P., M.B.A.; Desy Setyaningrum, S.P., M.P.; Cahyaningtyas Putri Suhita, S.P., M.Sc.; Herlina Mega Puspitasari, S.P., M.Sc. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Jeruksawit Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar dengan mitra Kelompok Wanita Tani (KWT) Jesa Karya yang diketuai oleh Denni. Denni menyampaikan bahwa KWT Jesa Karya merupakan kumpulan istri petani atau wanita tani di Desa Jeruksawit Kecamatan Gondang Rejo Kabupaten yang berjarak 7,2 km dari UNS.

Kegiatan awal dalam pengabdian masyarakat ini yaitu sosialisasi terkait budidaya tanaman obat khususnya jahe emprit, praktek budidaya secara langsung dan pembuatan demonstrasi plot. Kegiatan awal ini dilakukan pada Minggu (18/6/2023) yang dibuka langsung oleh ketua pengabdian.

Rizki Puspita Dewanti, S.E., M.Si. menyampaikan bahwa yang melatarbelakangi kegiatan pengabdian dengan KWT Jesa Karya adalah ketersediaan lahan pekarangan yang belum termanfaatkan cukup tinggi dan KWT Jesa Karya ini telah memiliki produk minuman wedang uwuh dengan nama produk “Wedah Uwuh JD”. Bahan asli dari minuman ini adalah campuran beberapa rempah-rempah, yaitu jahe, kayu secang, daun dan kayu manis, daun dan akar sereh, daun pala dan biji pala, kapulaga dan gula batu. “Namun dalam memproduksi wedang uwuh masih terkendala dalam mendapatkan bahan-bahan rimpang seperti jahe. Sehingga kami dan tim berkeinginan untuk mendorong masyarakat untuk lebih mengoptimalkan fungsi pekarangan untuk budidaya tanaman obat seperti jahe emprit,” terang Rizki.

Kegiatan sosialisasi disampaikan oleh Hardian Ningsih, S.P., M.P. dan Zainal Arifin, S.P., M.Sc. dengan judul materi “Budidaya
Jahe Emprit (Zingiber officinale var. amarum). Kegiatan ini dihadiri oleh 25 anggota dari KWT Jesa Karya. Hardian menyampaikan bahwa jahe emprit dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 – 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 0 – 800 m dpl. Hardian juga menyampaikan tahapan-tahapan dalam budidaya jahe emprit seperti persiapan benih, perlakuan benih, persemaian, penanaman, perawatan, pemupukan, hingga panen. Zainal menyampaikan bahwa sebelum benih ditanam sebaiknya benih direndam terlebih dahulu dengan fungisida selama 30 menit. Selanjutnya zainal juga menyampaikan bahan dan cara pembuatan fungisida organik dengan kunir, laos dan jahe. Perbandingan kunir, laos dan jahe adalah 1 : 1 : 1. Bahan tersebut dihaluskan dengan blender. Langkah selanjutnya dalam membuat fungisida organik adalah memeras atau mengambil sari dari bahan – bahan yang telah dihaluskan tadi. Peras campuran bahan fungisda organik tersebut dan kemudian saring dengan menggunakan saringan.

Dalam budidaya jahe emprit sebaiknya menggunakan pupuk organik seperti pupuk organik cair. Zainal menyampaikan juga tentang cara dan bahan pembuatan pupuk organik cair yaitu air cucian beras 1 liter, tetes tebu/gula merah 4 sendok makan, yakult  1 botol, campurkan semua dan tutup selama 1 minggu, dosis 1 gelas kecil ditambah 5 liter air. Kegiatan selanjutnya yaitu praktek budidaya dan pembuatan demonstrasi plot. Kegiatan ini dilakukan oleh semua anggota KWT Jesakarya, dan Tim pengabdian.

Dalam kegiatan praktek budidaya, Desy Setyaningrum, S.P., M.P. menyampaikan bahwa saat penanaman awal dengan benih sebaiknya media menggunakan tanah, pupuk organik sapi, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Selanjutnya untuk menambahkan media tanam saat tanaman sudah tumbuh dengan tanah dan pupuk organik sapi yang telah matang dengan perbandingan 1:1. Selanjutnya para peserta belajar menanam jahe merah dengan didampingi oleh tim pengabdian. Desy menyampaikan saat praktek bahwa penanaman jahe merah harus menggunakan benih yang sehat. Peserta sangat antusias melakukan kegiatan penanaman.

“Target yang diharapkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada KWT Jesa Karya adalah meningkatnya keterampilan mitra dalam mengoptimalkan lahan pekarangan untuk kegiatan penanaman tanaman obat keluarga khususnya jahe emprit,” ujar Desy. HUMAS UNS

Skip to content