Riset Grup FEB UNS Adakan Pelatihan Komodifikasi Model Pariwisata berbasis Heritage, Ecology, Batiq, Agriculture, dan Tourism

Riset Grup FEB UNS Adakan Pelatihan Komodifikasi Model Pariwisata berbasis Heritage, Ecology, Batiq, Agriculture, dan Tourism

UNS — Riset Grup Green Economy and Sustainable Development Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan pengembangan pariwisata. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan Kedaireka dengan tajuk Komodifikasi Model Pariwisata berbasis HEBAT (Heritage, Ecology, Batiq, Agriculture, Tourism) melalui Pemberdayaan Pentahelix Stakeholder (Sragen HEBAT).

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (8/12/2022) di Pendopo Atas, Gunung Kemukus, Sragen ini bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sragen. Pelatihan ini dihadiri oleh 60 peserta dari Sragen. Kegiatan dibuka oleh panitia penyelenggara, Dra. Nunung Sri Mulyani, M.Si. Ia menyampaikan bahwa tujuan kegiatan pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan kepada peserta dalam penanaman hidroponik.

Pelatihan ini terbagi menjadi tiga sesi dengan materi dan narasumber berbeda. Ketiga pemateri tersebut yaitu Drs. Djoko Purwanto, MBA., Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn., M.Sn., dan Catur Sugiarto, Ph.D.

Drs. Djoko Purwanto, M.B.A. menyampaikan materi tentang penataan lokasi melalui penghijauan berbasis pemberdayaan masyarakat.

“Penanaman hidroponik ini menjadi solusi ketika kita tidak memiliki lahan untuk berkebun karena bisa memanfaatkan tempat seperti pagar pintu untuk ditanam secara vertikal. Hidroponik juga tidak harus menggunakan media tanam yang mahal, bisa menggunakan media tanam yang murah seperti botol bekas atau galon,” jelasnya.

Lebih lanjut, Drs. Djoko Purwanto menjelaskan bahwa penanaman hidroponik dapat diterapkan pada tanaman sayur seperti sayur kangkung, bayam, dan sawi. Setelah sesi penyampaian materi, seluruh peserta melakukan praktik menanam secara hidroponik di halaman rumah mereka.

Pada sesi berikutnya, pelatihan pembuatan suvenir disampaikan oleh Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn., M.Sn. Ia menjelaskan dan mempraktikkan cara membuat ikat kepala dengan tiga teknik dan membuat kipas dari ecoprint.
“Suvenir bisa diciptakan dengan melihat sumber daya alam di sekitar dan sumber daya manusia di desa wisata. Diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada, banyaknya daun jati di sekitar desa wisata bisa dimanfaatkan untuk membuat ecoprint. Nanti tinggal diberikan identitas misal Gunung Kemukus, Museum Sangiran, dan sebagainya,” jelasnya.

Riset Grup FEB UNS Adakan Pelatihan Komodifikasi Model Pariwisata berbasis Heritage, Ecology, Batiq, Agriculture, dan Tourism

Ia menyampaikan bahwa pembuatan suvenir dapat dibuat dari barang-barang bekas yang ada di sekitar masyarakat. Dalam materinya, Dyah Yuni memberikan contoh pembuatan bros dari botol plastik dan gantungan kunci dari tutup botol dan kain flanel bekas. Dalam sesi ini, diharapkan peserta dapat mencoba untuk memanfaatkan barang bekas di sekitar untuk didaur ulang menjadi suvenir.

Pada sesi terakhir, Catur Sugiarto, Ph.D. menyampaikan materi tentang standarisasi produk dan harga.

“Standarisasi harus jelas dan mempunyai spesifikasi tertentu sebagai tolok ukur kesesuaian. Hal ini dimaksudkan untuk meingkatkan perlindungan kepada konsumen dan pelaku UMKM agar dapat mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan,” terangnya. Humas UNS

Reporter: Ida Fitriyah
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content