Rory Asyari Berikan Pelatihan Public Speaking Secara Daring kepada Mahasiswa UNS

UNS – Jurnalis independen sekaligus mantan presenter berita Metro TV, Rory Asyari, membagikan ilmu public speaking kepada mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam IMPACT “Elevate Your Skills, Enhance Your Passion”, Sabtu (26/9/2020) siang.

Dalam materinya berjudul “Let’s Make Voice Heard! with Effective Public Speaking” pada sesi kedua Impact-Communication Skills, Rory mengatakan kesempatan untuk berbicara di hadapan banyak orang merupakan sebuah pertunjukkan. Sehingga, segala sesuatunya harus dipersiapkan secara matang.

“Harus menguasai seni dari public speaking karena kerap kali saat berbicara di hadapan banyak orang selalu gugup dan berkeringat jadinya blank,” ujar Rory.

Kepada 125 peserta Impact-Communication Skills, Rory mencontohkan kesalahan yang pernah dilakukan Michael Bay saat berbicara di salah satu stasiun TV.

Tanpa persiapan yang matang dan grogi yang dialaminya, produser film Transformers dan Pearl Harbor ini langsung meninggalkan audiens saat prompter yang ia gunakan tiba-tiba mati.

Berkaca dari kejadian tidak mengenakan itu, Rory yang juga alumnus Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS ini, menyarankan agar sebagai public speaker kita harus memiliki plan B.

Plan B yang dimaksud Rory bisa berupa pertanyaan kepada audiens maupun melempar joke agar suasana cair. Ia mengatakan impresi pertama audiens kepada public speaker di 30 detik pertama merupakan kunci sukses untuk menguasai panggung.

“Yang pernah saya alami mic atau presentasi mati, caranya saya melempar joke ke penonton/ audiens agar ketawa semua,” terangnya.

Saat berbicara di hadapan banyak orang, Rory menekankan pentingnya esensi/ materi presentasi agar public speaker dipandang sebagai sosok yang kredibel. Caranya, dengan menimbang informasi yang akan disampaikan, melakukan persuasi, dan mampu menginspirasi audiens.

Dalam penyampaian materi, Rory mengatakan seorang public speaker harus mengutamakan credible, convincing dan reliable. Lalu, apa saja itu?

Untuk menjadi sosok yang credible, seorang public speaker aharus mampu menjadi sosok yang dipercaya, menyampaikan informasi sesuai dengan keahlian dibidangnya, dan selalu konsisten membangun kredibilitas.

Pada convincing, public speaker harus menjadi sosok yang meyakinkan, menyampaikan pendapat berdasar data dan contoh kasus, dapat menempatkan diri, dan membangun interaksi dengan audiens.

Dan, reliable. Dalam hal ini, Rory mencontohkan mantan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Alm. Sutopo. Berkaca dari sosoknya yang dikenal berjasa menjadi corong informasi saat terjadi bencana, sosok Alm. Sutopo dipandang Rory sebagai public speaker yang baik karena menjadi sosok yang dapat diandalkan, konsisten, penuh gairah, kreatif, dan adaptif.

“Kita juga harus reliable seperti Pak Sutopo. Sosok yang bisa diandalkan terkait topik yang disampaikan dan konsisten menyampaikan informasi yang inovatif dan gampang dipahami. Menjadi komunikator harus mudah diakses, ingat,” tandas Rory.

Materi soal cara menyusun bahan presentasi juga disampaikan Rory. Ada beberapa bagian penting agar public speaker mampu merangkai kata-kata yang diucapkannya saat presentasi.

Hal penting tersebut meliputi hook to story (membuka presentasi dengan intro), introduction (memperkenalkan diri), the message (menyampaikan pesan yang relevan dengan bagian “hook to story”), proofpoint, dan punchline.

“Cara membangun hook to story yang bagus bisa dengan melempar joke yang pernah dilakukan Cak Lontong saat penganugerahan Doktor Honoris Causa Susi Pudjiastuti di ITS. Atau kalian bisa melempar pertanyaan kepada audiens, contohnya menanyakan sebab penambahan kasus pemerkosaan di lingkungan kampus,” imbuhnya.

Mengakhiri Impact-Communication Skills, Rory mengingatkaan peserta agar dapat menguasai diri saat berbicara di hadapan banyak orang, mencari topik yang relevan, mempersiapkan rencana, membangun suasana berdasar fakta dan data, dan jangan memberi celah untuk grogi. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content